Dedi Mulyadi Larang Study Tour Sekolah di Jawa Barat Berdampak ke Jumlah Pengunjung TMII

Salah satu area favorit di TMII (Dok. TMII)
Salah satu area favorit di TMII (Dok. TMII)
0 Komentar

KEBIJAKAN Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang melarang kegiatan karyawisata atau study tour oleh sekolah, mulai berdampak pada sektor pariwisata, termasuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur.

Direktur Komersial TMII, Mita Ratri, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima banyak pembatalan kunjungan dari sekolah-sekolah di Jawa Barat (Jabar) yang sebelumnya sudah memesan tiket.

“Tahun ini ada pembatalan. Beberapa sekolah di Jawa Barat yang sudah memesan tiket untuk pesantren kilat juga ikut membatalkan. Saya tidak bisa menyebutkan jumlah pasti, tapi jumlahnya cukup signifikan, terutama dari grup edukasi. Diperkirakan ada ratusan pembatalan,” ujar Mita Ratri, dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Baca Juga:Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat MelewatinyaDi Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru Imlek

Meskipun terdampak larangan study tour ini, TMII tetap mengikuti kebijakan yang telah diterapkan oleh Pemprov Jawa Barat. Ratri menjelaskan bahwa mayoritas pengunjung TMII berasal dari kalangan pelajar di Jawa Barat, termasuk dari Depok, Bekasi, hingga Bandung.

“Kami mengikuti aturan yang ada. Namun, untuk mengakomodasi wisatawan asal Jawa Barat, kami sudah menjalin kerja sama dengan kereta api cepat Whoosh,” tambahnya.

Meskipun menghadapi tantangan akibat kebijakan ini, TMII tetap menargetkan 500 ribu pengunjung selama periode Ramadan hingga Lebaran 2025. Ratri optimis target ini bisa tercapai, mengingat setiap Lebaran TMII selalu dipadati wisatawan.

“Kami sudah menyiapkan berbagai festival untuk menyambut Ramadan dan Lebaran agar tetap menarik minat pengunjung,” katanya.

Sebelumnya, larangan study tour ini ditegaskan melalui surat edaran Gubernur Jawa Barat yang disebarkan oleh Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat. Kepala KCD Pendidikan Wilayah VI, Nonong Winarni, menjelaskan bahwa kebijakan ini sudah disosialisasikan sebelum Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, resmi dilantik.

“Kami mendukung kebijakan ini dan telah meminta sekolah-sekolah di wilayah IV untuk menyesuaikan diri dengan aturan tersebut,” ungkap Nonong.

Dengan adanya kebijakan ini, sekolah-sekolah di Jawa Barat diharapkan mencari alternatif kegiatan edukatif yang tetap bermanfaat bagi siswa tanpa harus melakukan perjalanan wisata.

0 Komentar