SEPANJANG tahun 2024, kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor mendominasi jumlah kecelakaan secara keseluruhan.
Bahkan menurut catatan, sepanjang 2024 telah terjadi 152 ribu kecelakaan lalu lintas. Dan yang mencengangkan adalah dari angka tersebut, 76,42% di dominasi oleh sepeda motor.
Dan data dari UNICEF di tahun 2022 menunjukkan bahwa usia 10 hingga 19 tahun menyumbang angka kecelakaan tertinggi, dengan sepeda motor sebagai penyebab utama.
Baca Juga:Mengenal Plengkung Gading yang Mulai Sistem Satu Arah, Mitos: Ilmu Hitam Seseorang Hilang Saat MelewatinyaDi Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru Imlek
Hal ini menjadi bukti bahwasannya kalangan remaja masih mengabaikan aspek keselamatan berkendara. Sehingga menjadi salah satu penyumbang terbesar angka kecelakaan lalu lintas.
Tri Tjahjono, Pengamat Transportasi Universitas Indonesia (UI) menyoroti rendahnya kepatuhan terhadap aturan berlalu lintas, terutama di kalangan anak-anak yang belum cukup umur. Terutama fenomena terkait kelengkapan atribut berkendara roda dua.
“Keniscayaan bagi pengguna sepeda motor yang sangat mengerikan adalah kelompok anak-anak menggunakan sepeda motor. Nah, keberadaan sepeda motor terhadap kecelakaan anak-anak dan remaja itu harus diperhatikan,” kata Tri Tjahjono.
Dari data UNICEF, Tri menambahkan bahwa penyebab kematian remaja usia 10-19 tahun paling besar adalah anak-anak. Dimana 30% yang meninggal jelas tidak punya Surat Izin Mengemudi (SIM). Jadi ini juga perlu kita angkat.
Menurut Tri penggunaan helm saat berkendara juga perlu diperhatikan. Apalagi saat ini tidak ada produsen helm yang menjual produk mereka untuk anak-anak.
“Bahkan, banyak helm yang beredar di pasaran di klaim memenuhi standar SNI, tetapi kenyataannya tidak memenuhi kriteria keselamatan yang memadai,” tutur Tri.
Tri mengungkapkan, soal helm berstandar SNI saya curiga apakah benar-benar SNI atau cuma ditempel logo SNI. Kalau kita membiarkan SNI itu beredar tidak ada inspektur atau pemeriksaan. Maka SNI Ilegal itu akan menjatuhkan istilah SNI.
Baca Juga:Kasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka PembunuhanMenteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini Jelasnya
“Helm yang tidak memenuhi standar bisa sangat berbahaya dan justru meningkatkan risiko cedera saat terjadi kecelakaan. Selain itu, helm untuk anak-anak yang harus disesuaikan dengan perkembangan ukuran kepala mereka masih terbatas di Indonesia,” ungkapnya.
Dirinya pun memberikan usulan agar lebih banyak lembaga atau NGO atau organisasi non-pemerintah menyediakan helm yang sesuai untuk anak-anak.