PT Tunas Agro Indolestari, sebagai produsen MinyaKita yang berada di wilayah Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten, membantah adanya praktik pengurangan takaran terhadap minyakita yang diproduksinya.
Kepala Pabrik PT Tunas Agro Indolestari, Julianto di Tangerang, Senin mengatakan bahwa pihaknya sejauh ini sudah menjalankan penakaran sesuai dengan prosedur. Dimana, penimbangan berat MinyaKita pada label kemasan 1 liter sesuai dengan prosedur.
“Jadi kita menimbang yang berat besinya sesuai prosedur. Di sini timbangan kita ikuti prosedur. Enggak mungkin kita pakai timbangan 700 sampai 750 mililiter seperti yang di beritakan. Kita enggak seperti itu,” ujarnya.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Ia mengaku, bila perusahaanya telah diperiksa oleh pihak Bareskrim Polri untuk dilakukan uji sampel. Kemdati proses pemeriksaan merupakan perintah Menteri Pertanian (Mentan) Andri Amran saat sidak di Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang memeriksa produknya.
“Jadi produk yang diperiksa itu bukan milik kita, melainkan dari perusahaan lain. Karena, PT Tunas Agro tidak mengeluarkan produk minyakita versi botolan seperti yang disidak pak menteri. Kalau timbangan yang pouch (minyakita kemasan) punya Tunas Agro timbangannya sudah sesuai prosedur,” terangnya.
Julianto menegaskan, bila takaran mili air dengan minyak merupakan perbandingan berbeda. Misal, dalam kemasan tertera 2 liter, namun volume minyaknya berisi sekitar 1.700 – 1.800 mili, tidak sepenuhnya penuh.
“Kalau 2 liter paling 1.800 lebih. hingga sampai 1.700. Untuk 1 liter 900 lebih, enggak sampai 800 mili. Kan itu kan minyak, minyak beratnya jadi 0,9 jadi 1 liter itu beratnya 900 mililiter, jadi beratnya enggak kayak berat air,” papar dia.
Sebelumnya, Polri mengungkapkan tiga modus operandi kecurangan yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab terhadap minyak goreng kemasan bermerek MinyaKita.
“Ada yang kami dapati dia (MinyaKita) isinya tidak sesuai dengan kemasan yang 1 liter, kemudian ada juga yang menggunakan label palsu MinyaKita,” kata Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo ketika ditemui di Jakarta, Senin.
Modus lainnya yang ditemukan adalah adanya produsen yang masih beroperasi meski sudah tidak memiliki izin. Selain itu modus tersebut ditemukan usai dilakukan pemeriksaan di tiga lokasi oleh Satgas Pangan Polri.