Perpecahan Sektarian Suriah di Bulan Ramadan: Dulu Didukung Bashar al Assad, Kini Kelompok Alawite Dibunuh

Perang saudara antara kubu loyalis presiden terguling Bashar al-Assad dan pasukan Suriah telah menewaskan 1.01
Perang saudara antara kubu loyalis presiden terguling Bashar al-Assad dan pasukan Suriah telah menewaskan 1.018 orang. Mereka terus bertikai meski sedang dalam suasana Ramadan. Foto/Al Jazeera
0 Komentar

Eskalasi ini mengancam otoritas Hayat Tahrir al-Sham, faksi Sunni garis keras yang memainkan peran utama dalam menyingkirkan Assad dari kekuasaan.

Selama beberapa dekade, kaum Alawite menjadi tulang punggung basis pendukung Assad. Sekarang, mereka menghadapi pembalasan yang mematikan.

Saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan di desa-desa Alawite sebagai tempat orang-orang bersenjata mengeksekusi warga sipil, sebagian besar laki-laki, baik di jalan maupun di depan pintu rumah mereka. Para saksi juga menyebut rumah-rumah dijarah dan dibakar, memaksa ribuan orang mengungsi ke pegunungan di dekatnya.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Baniyas, salah satu kota yang paling parah dilanda, telah menjadi target serangan paling brutal. Warga setempat melaporkan banyak mayat-mayat berserakan di jalan dan ditinggalkan di atap-atap rumah.

Dalam beberapa kasus, orang-orang bersenjata mencegah penduduk setempat mengambil mayat tetangga mereka selama berjam-jam.

Ali Sheha, seorang warga berusia 57 tahun yang melarikan diri bersama keluarganya, menggambarkan pembantaian di lingkungan tempat tinggalnya, di mana sedikitnya 20 orang Alawite terbunuh. Beberapa orang Alawite, jelas dia, dieksekusi di toko-toko mereka sedangkan yang lain di dalam rumah mereka.

“Itu sangat sangat buruk. Mayat-mayat berserakan di jalan-jalan,” kata Sheha menceritakan melalui telepon dari kota terdekat.

Shesa menyebut kelompok bersenjata menembaki orang-orang secara acak dan serta meminta tanda pengenal untuk memeriksa sekte orang-orang sebelum membunuh mereka.

Reaksi Internasional

Prancis telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kekerasan yang sedang berlangsung, mengutuk keras kekejaman yang dilakukan atas dasar agama.

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu lalu, Kementerian Luar Negeri Prancis mendesak pemerintah sementara Suriah untuk memastikan penyelidikan independen atas pembunuhan massal tersebut.

0 Komentar