Polda NTB Tahan Ketua KNPI Lombok Tengah Tersangka Kasus Pemerasan dan Penipuan

Dir Reskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat saat ditemui di Mapolda NTB, Kamis, 8 Agustus 2024. Foto:
Dir Reskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat saat ditemui di Mapolda NTB, Kamis, 8 Agustus 2024. (Foto: Zulhaq Armansyah)
0 Komentar

KEPOLISIAN Daerah Nusa Tenggara Barat menahan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lombok Tengah berinisial LIH yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemerasan dan penipuan.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Komisaris Besar Polisi Syarif Hidayat di Mataram, Sabtu, mengatakan bahwa penahanan dari penetapan Ketua KNPI Lombok Tengah sebagai tersangka merupakan tindak lanjut giat penangkapan jajaran Subdit IV Bidang Renakta Ditreskrimum Polda NTB pada Jumat (7/3) malam.

“Jadi, yang bersangkutan diamankan kemarin malam dalam status tersangka dan sudah dilanjutkan penahanan,” kata Syarif.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Penangkapan Ketua KNPI Lombok Tengah LIH berdasarkan tindak lanjut laporan korban berinisial LA pada Kamis (6/3). Polisi kemudian menerbitkan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan dan melanjutkan penangkapan LIH pada Jumat (7/3) malam.

“Sebagai tersangka, yang bersangkutan kami kenakan Pasal 368 KUHP dan/atau Pasal 378 KUHP,” ujarnya.

Korban melaporkan LIH atas dugaan pemerasan dan penipuan ini berawal dari pertemuan pada 17 Januari 2025.

Ketua KNPI Lombok Tengah yang juga dikenal sebagai advokat itu diminta korban untuk memberikan pendampingan hukum.

Tersangka diduga menyalahgunakan profesi advokat dengan menyampaikan kepada korban bahwa kasusnya sudah ditindaklanjuti Polda NTB.

Tersangka meyakinkan korban dengan memberikan surat undangan permintaan klarifikasi pada 23 Januari 2025 yang seolah-olah diterbitkan Kepala Subdit IV Bidang Renakta Ditreskrimum Polda NTB.

Dengan memanfaatkan surat palsu tersebut, tersangka meminta sejumlah uang kepada korban. Permintaan itu diduga disertai dengan ancaman.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Korban yang merasa curiga dengan modus tersangka kemudian mencoba meminta keterangan langsung ke pihak kepolisian dan melanjutkan ke proses pelaporan.

“Jadi, sampai dengan perkara ini kami ungkap, pelaku diduga mendapatkan keuntungan dari korban sekitar Rp180 juta,” ucap Syarif.

0 Komentar