Pertempuran Pasukan Suriah-Loyalis Assad, Kekerasan Terburuk Sejak Pemerintah Digulingkan Hayat Tahrir al-Sham

Pasukan Suriah menaiki kendaraan militer menuju Latakia, Kamis, 6 Maret 2025, setelah para kombatan yang terka
Pasukan Suriah menaiki kendaraan militer menuju Latakia, Kamis, 6 Maret 2025, setelah para kombatan yang terkait mantan Presiden Bashar al-Assad yang digulingkan melancarkan serangan mematikan terhadap pasukan pemerintah. (Foto: Mahmoud Hassano/Reuters)
0 Komentar

KELOMPOK bersenjata yang mendukung pemerintah baru Suriah menyerang sejumlah desa di dekat wilayah pesisir pada Kamis 6/3) dan berlanjut hingga Jumat (7/3).

Insiden yang menewaskan puluhan orang itu merupakan serangan balasan atas serangan sebelumnya yang dilakukan loyalis Presiden terguling Bashar al-Assad terhadap pasukan keamanan pemerintah, menurut seorang pemantau perang.

Bentrokan yang masih berlangsung tersebut menjadi kekerasan terburuk sejak pemerintah Assad digulingkan pada awal Desember oleh kelompok pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham. Pemerintah baru bertekad menyatukan Suriah setelah 14 tahun dilanda perang saudara.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Menurut lembaga pemantau Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, lebih dari 200 orang tewas sejak pertempuran meletus. Dari jumlah itu, sekitar 140 orang tewas dalam serangan balas dendam di desa-desa, sementara korban lainnya mencakup setidaknya 50 anggota pasukan pemerintah Suriah dan 45 kombatan loyalis Assad. Perang saudara yang berlangsung sejak Maret 2011 merenggut lebih dari setengah juta nyawa dan menyebabkan jutaan orang mengungsi.

Bentrokan terbaru pecah pada Kamis ketika pasukan pemerintah berusaha menangkap seorang buronan di dekat kota pesisir Jableh, tetapi disergap oleh loyalis Assad, menurut Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris.

Pada Kamis dan Jumat, kelompok bersenjata yang mendukung pemerintah baru menyerang Desa Sheer, Mukhtariyeh, dan Haffah di dekat pesisir, menewaskan 69 pria tanpa melukai satu pun perempuan, menurut lembaga tersebut.

“Mereka membunuh setiap pria yang mereka temui,” kata Kepala Syrian Observatory for Human Rights Rami Abdurrahman.

TV Al-Mayadeen yang berbasis di Beirut juga melaporkan serangan di tiga desa tersebut, menyebutkan bahwa lebih dari 30 pria tewas di Desa Mukhtariyeh saja.

Sebanyak 60 orang lainnya, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas di Kota Baniyas, menurut lembaga pemantau tersebut.

Pihak berwenang Suriah belum mengungkapkan jumlah korban tewas, tetapi menurut kantor berita pemerintah SANA, seorang pejabat keamanan yang enggan diungkap identitasnya menyebutkan bahwa banyak orang bergerak menuju pantai untuk membalas serangan terhadap pasukan keamanan pemerintah. Pejabat itu mengakui adanya “beberapa pelanggaran individu” dan menyatakan bahwa pihaknya tengah berupaya menghentikannya.

0 Komentar