Misteri Kematian Peneliti di OpenAI Suchir Balaji Usai Tuding Praktik Bisnis Tidak Etis Industri AI

Kematian karyawan OpenAI sekaligus whistleblower ChatGPT Suchir Balaji masih menyisakan kejanggalan bagi sejum
Kematian karyawan OpenAI sekaligus whistleblower ChatGPT Suchir Balaji masih menyisakan kejanggalan bagi sejumlah kalangan hingga saat ini.
0 Komentar

Kematian yang Janggal

Pada 26 November 2024, Balaji ditemukan tewas di apartemennya di San Francisco akibat luka tembak di kepala.

Pihak berwenang, termasuk Departemen Kepolisian San Francisco dan Kantor Pemeriksa Medis Kepala San Francisco, menyimpulkan bahwa kematiannya adalah bunuh diri. Penyelidikan menunjukkan bahwa pintu apartemennya terkunci dari dalam tanpa tanda-tanda masuk paksa, dan tidak ada bukti keterlibatan pihak lain.

Orangtua Balaji tidak terima dengan laporan polisi. Mereka bahkan menuntut FBI untuk melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Mereka juga mengumpulkan 85.000 Dolar AS untuk membayar biaya pengacara, penyidik, dan ahli lainnya untuk membuktikan bahwa putra mereka dibunuh.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Setelah kasus tersebut menarik perhatian, Elon Musk, yang merupakan salah satu pendiri OpenAI menunjukkan dukungannya kepada orangtua Balaji dan menyebut kasus tersebut “sangat memprihatinkan”.

Kasus ini kembali menjadi perhatian saat DailyMail pada laporannya bulan lalu memuat foto-foto terbaru yang menunjukkan darah menggenang di samping kamar mandi tempat kepala Balaji tergeletak, dan beberapa darah terlihat berceceran di sekitar kamar mandi yang jauh dari mayat, yang menimbulkan pertanyaan tentang teori bunuh diri.

Foto-foto itu memperlihatkan earbud nirkabel milik Balaji dan sesuatu yang tampak seperti rambut sintetis pada noda darah di kediamannya di San Francisco.

Rumahnya juga tampak digeledah seperti ada yang mencari sesuatu.

“Setelah melihat begitu banyak darah di mana-mana, saya tidak tahu bagaimana mereka mengira itu bunuh diri,” kata ayah Balaji kepada Daily Mail.

Orangtua Balaji, Poornima Ramarao dan Balaji Ramamurthy, telah menyewa seorang profesor patologi dari UCLA, Dinesh Rao. Ia menulis laporan awal yang berisi foto-foto tempat kejadian perkara yang memperlihatkan kondisi ruangan.

Foto-foto apartemen tersebut juga memperlihatkan genangan darah yang besar di luar kamar mandi dan earphone lainnya, beserta tas belanja berwarna merah.

Rao menyebut penyelidikan polisi tidak lengkap dan tidak memadai, dengan mengatakan bahwa mereka melewatkan petunjuk penting seperti rambut palsu dan earphone. Ia menyebutnya sebagai “kesalahan yang sangat serius”.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Rao mengatakan kondisi apartemen Balaji “lebih mungkin terlihat di lokasi kejadian pembunuhan dan jarang terlihat di kasus dugaan bunuh diri”.

0 Komentar