Banjir yang Diprediksi Raja Purnawarman Era Tarumanegara Jadi Takdir Sejarah hingga Kini di Jabodetabek

Kondisi Banjir daerah Bekasi dari pantauan udara Polri, Rabu (5/3/2025). FOTO/Dok. Polri
Kondisi Banjir daerah Bekasi dari pantauan udara Polri, Rabu (5/3/2025). FOTO/Dok. Polri
0 Komentar

Seiring waktu, kedua sungai kuno itu berubah nama. Poerbatjaraka dalam Riwayat Indonesia I (1952) menyebut, Sungai Chandrabhaga berubah menjadi Kali Bekasi. Lalu, Sungai Gomati berubah menjadi Kali Cakung Lama yang menjadi buangan air dari Kota Bekasi.

Luapan Kali Bekasi yang bersumber dari Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berhulu di Kabupaten Bogor membuat bencana banjir terjadi pada Maret 2025. Artinya, meski sudah diprediksi sejak ribuan tahun lalu, masyarakat tak menyadari bahwa Bekasi wilayah rentan banjir yang tak kunjung terurai.

Kita bisa beralasan dengan menyodorkan berbagai faktor yang tak bisa dibantah kenapa dari dulu Jakarta selalu didatangi air dalam jumlah besar. Tapi, apakah memang tidak ada cara dan solusi untuk mencegahnya?

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Dengan teknologi yang makin modern serta faktor penyebab yang sudah diketahui, harusnya banyak cara bisa dilakukan. Masalahnya, apakah pemerintah punya komitmen untuk melaksanakan cara itu. Atau, kita hanya berusaha menerima takdir sejarah yang seolah telah menuliskan bahwa Jakarta akan selalu berada di bawah air.

0 Komentar