Pertaruhan Politik
Dua hal yang menjadi portofolio politik bagi Pemerintah Prabowo. Pertama memastikan dalam waktu dekat tidak terjadi deflasi yakni turunnya daya beli masyarakat. Ukuran pertarungan ini akan dilihat di bulan April 2025 nanti. Kedua, memastikan dan bertanggung jawab target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Jika akhirnya deflasi terjadi lagi artinya Pemerintah gagal baik produk kebijakan dan juga kerja -kerja ekonomi dari tim ekonominya.
Lebih parahnya, jika sampai ekonomi sedang terpuruk dan daya beli terjun bebas justru Pemerintah kembali menipu masyarakat melalui manipulasi atau propagandanya.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Hal ini akan memperparah kelakuan rejim yang berulang kali telah menipu, manipulasi dan memastikan bahwa rezim sedang mengibarkan peperangan dengan rakyatnya. Kebejatan Pemerintah berulang-ulang dan saatnya mandat kedaulatan ditarik.
Pertumbuhan Ekonomi Tak Tercapai
Pertaruhan politik yang kedua adalah jaminan pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 diangka 8 persen. Inilah penulis mengatakan bahwa rezim saat ini lebih mengumbar propaganda ekonomi dan politik dari sekedar harus bekerja keras mencapai target ekonomi yang rasional dan realistis.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditabuh dengan genderang frekuensi sangat optimistis. Faktanya, indikasi ekonomi dan juga pelakunya sedang berantakan. Proyek mercusuar seperti Pembentukan Danantara justru disambut negatif oleh pasar. Memicu terjadinya rupiah jatuh dan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) berguguran.
Proyeksi Proyek Danantara belum jelas, Rezim Prabowo Mengeluarkan Bank Emas kemudian dilanjutkan pembentukan Koperasi Desa. Pertanyaan, paket kebijakan ekonomi apa yang menjadikan icons atau blue print pencapaian pertumbuhan ekonomi 8 persen?
Apakah kebijakan yang telah dan sedang berlangsung saat ini adalah portofolio kebijakan ekonomi progresif? Kemudian, Bukannya justru Rezim Prabowo lebih melayani dan prioritaskan kebijakan atau privilege khusus bagi kelompok atau elite atau kooperasi pendukungnya di Pilpres 2024?
Fakta menunjukkan jika dalam 2 Bulan berturut-turut yakni Januari dan Februari 2025 ekonomi nasional sedang berlangsung pada titik terendah. Ekonomi bukannya tumbuh, justru menyudutkan Harapan-harapan optimistis.
Musuh pertumbuhan ekonomi itu adalah deflasi dan itu sudah terjadi selama 2 bulan berturut-turut di tahun 2025. Apa artinya?
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
Momen pertumbuhan ekonomi kian suram dan buyar. Dipastikan jika ekonomi Indonesia telah kehilangan daya dongkrak pertumbuhan di awal tahun 2025. Tidak ada modal positif untuk membangun dan menabung pertumbuhan positif ekonomi Indonesia.