PEMERINTAH China melihat potensi besar BRICS bagi negara berkembang. Pihaknya menyebut kerja sama BRICS bisa tumbuh menjadi “jantung utama” kerja sama negara-negara berkembang atau juga sering disebut sebagai kelompok negara “Global South” atau Selatan Global.
“Kami menyambut sembilan negara yang telah bergabung dalam keluarga BRICS bersama China. BRICS menjadi ‘jantung utama’ kerja sama Selatan Global, ‘mesin’ pertumbuhan dan kita harus membuat BRICS lebih besar dan kuat, sehingga momentum bagi negara selatan global untuk maju dapat lebih bisa dilakukan,” papar Menlu China Wang Yi dalam konferensi pers tahunan di Beijing pada Jumat (7/3/2025).
Konferensi pers tersebut merupakan bagian dari rangkaian sidang parlemen China “Dua Sesi” pada 4-11 Maret 2025 yang membahas soal kinerja pemerintah China pada 2024 dan rencana kerja pemerintah untuk 2025.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
BRICS didirikan pada 2009 dengan anggota Brasil, Rusia, India, dan China, serta Afrika Selatan (Afsel) yang bergabung pada 2011, kemudian akronim dibentuk dari huruf pertama negara anggota tersebut.
BRICS saat ini terdiri dari 10 negara yaitu Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA) meski tetap menggunakan nama BRICS.
“Pada awal tahun ini, Indonesia menjadi anggota penuh BRICS, dan saya ingin mengucapkan selamat,” ungkapnya.
Wang Yi menyebut saat ini di dunia “angin” tengah bertiup ke selatan dan belahan bumi selatan adalah simbol paling tampak pada era ini.
“Saat ini, belahan bumi selatan menyumbang lebih dari 40 persen dari total ekonomi dunia dan berkontribusi 80 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, sekaligus menjadi kekuatan utama dalam menjaga perdamaian internasional, mendorong pembangunan dunia dan meningkatkan tata kelola global,” terang Wang Yi.
Dalam satu abad terakhir, Wang Yi mengatakan telah terjadi perubahan bersejarah dalam hubungan antara Timur dan Barat maupun Utara dan Selatan.
“Bila kita melihat ke masa depan, belahan bumi selatan adalah kunci untuk menstabilkan dan memperbaiki dunia. Belahan bumi selatan harus bersatu,” imbuhnya.
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
Selain China yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Shanghai Cooperation Organization, ada juga Brasil yang mengetuai BRICS dan Afrika Selatan memegang presidensi G20 tahun ini.