Salah satu risiko yang perlu diantisipasi adalah dampak dari kebijakan liberalisasi yang bisa memperlebar kesenjangan sosial.
Studi OECD menunjukkan bahwa dalam banyak kasus, reformasi ekonomi yang agresif tanpa mitigasi sosial dapat meningkatkan ketimpangan pendapatan dan memperburuk akses kelompok rentan terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
Jika Indonesia ingin mengadopsi kebijakan ala OECD, maka harus dipastikan bahwa langkah-langkah perlindungan sosial tetap menjadi prioritas utama.
Pelajaran penting
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Tidak semua negara yang bergabung dengan OECD langsung merasakan manfaat ekonomi yang signifikan. Beberapa negara, seperti Meksiko dan Chile, mengalami proses adaptasi yang sulit setelah menjadi anggota.
Meski telah mengikuti standar OECD, Meksiko masih berjuang dengan tantangan struktural seperti korupsi, ketimpangan sosial, dan lemahnya institusi hukum.
Ini menjadi pelajaran penting bagi Indonesia bahwa keanggotaan di OECD bukanlah solusi instan untuk permasalahan ekonomi, melainkan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan konsistensi dalam implementasi kebijakan.
Dari perspektif geopolitik, aksesi Indonesia ke OECD juga bisa menimbulkan dinamika baru dalam hubungan internasional.
Indonesia selama ini memainkan peran sebagai kekuatan ekonomi yang relatif independen dan tidak terlalu condong ke blok Barat maupun Timur.
Bergabung dengan OECD, yang sebagian besar anggotanya merupakan negara-negara maju di Eropa dan Amerika Utara, bisa diinterpretasikan sebagai langkah Indonesia untuk semakin mendekat ke arah Barat.
Hal ini bisa berdampak pada hubungan dagang dengan China, yang saat ini merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa muncul ketegangan dalam kebijakan perdagangan Indonesia dengan beberapa negara mitra.
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
Indonesia perlu belajar dari negara-negara lain yang berhasil menavigasi aksesi ke OECD dengan strategi yang matang. Korea Selatan, misalnya, tidak hanya mengadopsi standar OECD tetapi juga memastikan bahwa reformasi yang dilakukan selaras dengan kondisi domestiknya.
Mereka berhasil mempertahankan kebijakan industri strategis mereka sekaligus meningkatkan keterbukaan ekonomi.
Indonesia harus mengambil pendekatan serupa, di mana reformasi yang dilakukan tetap mempertimbangkan kepentingan nasional dan tidak hanya mengikuti standar OECD secara mentah-mentah.
Pada akhirnya, aksesi Indonesia ke OECD memiliki potensi besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kredibilitas investasi, dan memperkuat diplomasi ekonomi.