Upaya Revitalisasi Makam Pejuang, Heru Subagia: Jauh Sebelum Kartini Lahir, Gondowati Ambil Peran Penting

Heru Subagia
Heru Subagia
0 Komentar

KEBERADAAN makam tua di desa Bumiharjo terletak di utara candi Borobudur kurang lebih 1,82 km, yang diyakini merupakan prajurit Pangeran Diponegoro.

Gus Farid Wibawa atau disebut KRT Dhipo Yudho Joyo Sentolo Pengageng Padepokan Diponegaran Sodongan Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang memaparkan cerita keberadaan makam itu berawal dari budaya tutur adalah makam seorang prajurit pasukan Diponegoro di perang Jawa

“Tokoh di makam itu menurut cerita tutur seorang pejuang perempuan laskar Pangeran Diponegoro di wilayah utara candi Borobudur,” ungkapnya, Minggu (23/2).

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Sosok pejuang perempuan tersebut, kata Gus Farid, Gondowati atau BRAy Gondowati merupakan istri selir ke-13 Sultan Hamengkubuwono II yang selalu berjuang bersama laskar Gondho Wulung.

Kawasan candi Borobudur adalah saksi bisu pertempuran dahsyat pasukan Pangeran Diponegoro melawan Belanda.

Saat ditemui dalam acara Nyadran di Dusun Sodong, Heru Subagia mengutarakan sebagai upaya melestarikan sejarah semestinya dari pemerintah pusat dalam hal ini Mendes PDT membantu Pemdes untuk ikut serta bagaimana menjaga tempat yang bersejarah dengan merevitalisasi sehingga kearifan lokal terjaga.

“Apalagi keberadaan makam tua tersebut adalah makam prajurit Pangeran Diponegoro saat perang Jawa dan para pegiat budaya maupun sejarah menyebutnya makam Gondowati, seorang perempuan,” ungkapnya, Minggu (25/2).

Menurutnya, revitalisasi makam Gondowati, yang diyakini sebagai pejuang prajurit perempuan Pangeran Diponegoro segera diupayakan. Hal ini, merupakan bentuk dukungan upaya menvitalkan kembali suatu kawasan, bagaimana menerapkan jas merah dan menghargai sejarah situs budaya yang ada di Dusun Sodong Desa Bumiharjo.

“Tujuan revitalisasi makam Gondowati menjadikan wisata religi di Dusun Sodong, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang menjadi potensi yang ramai dikunjungi wisatawan. Tidak hanya warga sekitar, juga dari berbagai pelosok nusantara,” ujar pria kelahiran Bumiharjo yang saat ini berdomisili di Cirebon.

Bayangan mengenai wanita jawa yang lemah gemulai, kata Heru, menjadi kanca wingking, dan menjalani 3M (masak, macak, manak) akan buyar bila mendengar kisah Gondowati, pasukan perempuan saat perang Jawa pecah pada 1825.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

“Peran perempuan prajurit Diponegoro yang belum diungkap hampir seratus tahun sebelum pengarang Habis Gelap Terbitlah Terang, RA Kartini,” katanya.

0 Komentar