Makam Kuno Saksi Bisu Perang Diponegoro di Desa Bumiharjo, Gondowati Pasukan Elit Perempuan Mataram

Makam kramat Gumuk, Dukuh Sodong Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, terdapat makam kuno ya
Makam kramat Gumuk, Dukuh Sodong Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, terdapat makam kuno yang diyakini merupakan pasukan elit perempuan Mataram yang membantu pertempuran Pangeran Diponegoro melawan Belanda
0 Komentar

“Makam kramat ini juga ditengarai ada batu pijakan Pangeran Diponegoro untuk melompati Kali Progo menuju seberang sungai menyerang pasukan Belanda. Sebelah makam Gondowati terdapat makam sesepuh desa cikal bakal Dusun Sodong Kyai Raden Wiro Setiko, Kyai Raden Wiro Kromo, Kyai Raden Hadi Kromo, Kyai Raden Yusak, putra Kyai Raden Abdulmanan, putra Kyai Raden Mubarok, putra Kyai Raden Santri atau Pangeran Singosari, putra Pemanahan saudara kandung laki-laki Sutowijoyo,” bebernya.

Ada kisah mistis di kawasan Makam Kramat Gumuk, Gus Farid menambahkan, Gondowati jika hadir memakai kebaya hijau bersanggul berparas cantik dan bersinar. “Pusaka-pusakanya sering berterbangan, terdengar suara ringkik kuda mengitari desa saat bulan purnama atau malam Sabtu Kliwon,” pungkas Gus Farid atau disebut KRT Dhipo Yudho Joyo Sentolo Pengageng Padepokan Diponegaran Sodongan Desa Bumiharjo Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Ada yang menarik untuk ditelusuri, pertanyaannya apakah Gondowati adalah garwa ampeyan Sultan Hamengkubuwono II sekaligus anggota prajurit estri?

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, nama Gondowati muncul sebagai garwa ampeyan atau selir Sultan Hamengkubuwono II yang dikenal sosok raja Jawa yang punya banyak istri.

Terhitung, Sultan Hamengkubuwono II punya empat permaisuri dan 28 selir (ada yang menyebut 26, ada yang 27 selir). Dari para istri dan selir-selir itu, lahirnya 80 anak. Satu di antara mereka adalah Raden Mas Surojo, yang kelak bergelar Hamengkubuwo III.

Raden Mas Surojo juga adalah ayah dari Pangeran Diponegoro, sosok yang nantinya bikin Belanda pusing tujuh keliling.

Hamengkubuwono II merupakan raja Kesultanan Yogyakarta yang memerintah selama tiga periode, yaitu tahun 1792-1810, 1811-1812 dan 1826-1828.

Di setiap periodenya, Hamengkubuwono II terus berjuang dalam melawan pasukan Inggris, dipimpin Thomas Raffles yang berkuasa di Pulau Jawa.

Nama asli dari Sultan Hamengkubuwono II adalah Gusti Raden Mas Sundara, putra kelima Sultan Hamengkubuwono I. Ia lahir tanggal 7 Maret 1750, ketika ayahnya sedang melakukan pemberontakan terhadap Mataram dan VOC.

Sejarawan Peter Carey memastikan bahwa tidak semua perempuan di istana Mataram kala itu hanya mengurusi urusan domestik. Ketika berdinas keluar keraton untuk bertemu orang banyak, Raja Mataram disebutkan selalu diapit pasukan pengawal pribadi yang semuanya perempuan. Mereka dijuluki prajurit keparak estri atau prajurit estri, dengan nama resmi Pasukan Lengenkusumo.

0 Komentar