JELANG Ramadan, tradisi Nyadran mulai dilakukan oleh masyarakat Jawa. Nyadran atau Sadranan merupakan ritual untuk mendoakan para leluhur yang sudah mendahuluinya dan mengingat perjuangan yang sudah dilakukan.
Tidak terkecuali, Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pun ikut melaksanakan Nyadran. Agenda tersebut telah menjadi agenda tahunan yang selalu dinantikan oleh masyarakat.
Tradisi ini bukan sekadar agenda bersih-bersih makam dan tasyakuran. Agenda Nyadran menjadi sangat bermakna bagi warga Bumiharjo serta masyarakat sekitar. Di mana mereka yang berdiaspora di berbagai kota, dipastikan akan pulang pada saat Nyadran.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Event tahunan ini juga dijadikan ajang untuk saling bertemu para diaspora. Bahkan penduduk setempat merasa bahwa Nyadran menjadi sebuah peringatan besar yang wajib diikuti semua warga.
Kepala Desa Bumiharjo, Margito mengungkapkan tradisi nyadran mempunyai makna tersendiri. Adapun tujuan tradisi nyadran adalah untuk mengenang, mendoakan, serta mengenal para leluhur yang telah wafat.
“Kegiatan nyadran ini merupakan salah satu upaya nguri-nguri kabudayaan (menjaga, melestarikan kebudayaan) di tengah perkembangan zaman,” ungkap pensiunan Polri berpangkat Kompol ini, Minggu (23/2).
Di samping itu, kata Margito, nyadran ini merupakan upaya melestarikan kebudayaan lokal serta menjadi momen mempererat silaturahmi antarwarga untuk menciptakan kerukunan, kebersamaan, dan gotong royong.
Ia menambahkan, tradisi Nyadran memberikan kesempatan lebih banyak kepada generasi muda untuk mengakses informasi-informasi penting tentang nilai-nilai nyadran. Tradisi nyadran mengharuskan generasi muda juga terlibat di dalamnya, sehingga transfer pengetahuan lintas generasi terjadi dengan baik.
”Hal tersebut membuat praktek gotong royong di Bumiharjo menguat dan bangunan kohesi sosial kokoh, sehingga kearifan lokal dan kerukunan antar warga terjaga,” ungkapnya.
Menurutnya, Nyadran juga membuka ruang partisipasi pemuda. ”Melibatkan orang-orang muda menjadi hal baik dalam rangka transfer pengetahuan mengenai tradisi, kearifan lokal, dan kebudayaan untuk dihidupi dan dilestarikan mengingat demografi Bumiharjo yang memiliki modalitas dimana tidak banyak penduduk asli yang merantau,” pungkasnya.
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
Sebagaimana telah diberitakan, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, mendorong Kepala Desa memanfaatkan Dana Desa untuk mendongkrak potensi sumber daya dan kearifan lokal demi mencapai desa berketahanan pangan.