Indef Soroti Kejelasan Aset BUMN di Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara

Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) And
Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho (kiri).(Youtube)
0 Komentar

“Investor akan melihat seperti apa dengan tujuh BUMN ini, menurut saya, harusnya dipisahkan, dikelola Kementerian BUMN, sedangkan Danantara ekspansif pada profitable yang aset-asetnya bisa dikelola, begitu juga devidennya. Jadi banyak potensi moral hazard sebetulnya,” jelasnya.

Menurut hematnya, BUMN dengan PSO pasti akan tergoda dengan aset strateginya yang ditujukan kembali untuk investasi, bukan untuk pelayanan publik. Di samping itu, bisa jadi akan ada pengurangan subsidi secara perlahan untuk meningkatkan profitabilitas.

“Lalu BUMN juga pasti akan melihat ‘lebih baik kita investasi di sektor yang return-nya tinggi daripada pengembangan atau fasilitas publik yang return-nya tidak tinggi. Jadi antara kebutuhan dari negara dan juga investasi, menurut saya akan ada persinggungan yang cukup tajam manakala tidak ada proses monitoring yang cukup jelas di dalam Danantara ini,” tuturnya.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Terlebih, yang paling ditakutkan dari kondisi itu adalah terjadinya penurunan kualitas layanan dan fasilitas publik. Sehingga Danantara semestinya sudah memikirkan persoalan tersebut dan solusi atau alternatif yang akan dijalankan.

“Bahwa BUMN yang masih menerima PSO, apalagi PNM penugasan dari negara harusnya dipisah, apakah mereka mau membuat entitas baru atau secara sederhana dikeluarkan saja dari Danantara. Ini harusnya sudah dipikirkan Danantara, bahwa investor pasti akan bisa meragukan itu. Kalau kita tidak bisa menawarkan rasa kepercayaan, investor akan balik badan,” jelasnya.

Diketahui, aset yang dimiliki BPI Danantara merupakan kumpulan dari aset tujuh BUMN besar di Indonesia, serta INA, SWF besutan Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Ketujuh BUMN tersebut yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk/ BRI, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk/ BNI, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, serta Mining Indusrty Indonesia (Mind Id).

0 Komentar