PONTIANAK adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Barat yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian provinsi tersebut. Kota ini dilalui oleh Sungai Landak dan Sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia.
Kota Pontianak dikenal juga dengan nama Kota Khatulistiwa karena letaknya yang berada di garis Khatulistiwa. Meski begitu, kota ini juga memiliki sebutan unik sebagai Kota Kuntilanak. Hal ini berdasarkan tradisi lisan dan mitos yang berkembang di masyarakat setempat.
Pelafalan kata Pontianak juga mirip dengan kuntilanak yang merupakan salah satu jenis hantu perempuan di Indonesia. Tapi, kenapa Pontianak disebut Kota Kuntilanak?
Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Asal Usul Sebutan Kota Kuntilanak
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Mengutip dari laman Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Pontianak, nama Pontianak tak lepas dari kisah-kisah hantu kuntilanak yang selalu mengganggu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Sultan Pontianak Pertama. Keterangan dinas bersumber dari buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe.
Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan pendiri serta sultan pertama di Kerajaan Pontianak. Dia lahir pada 1142 Hijriah atau sekitar 1729-1730 Masehi. Dia adalah anak dari Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam dari Arab.
Alkisah disebutkan Sultan Syarif selalu diganggu oleh kuntilanak, hantu perempuan Indonesia. Dia pun melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu tersebut. Setiap peluru meriam yang ditembakkan itu jatuh ke suatu tempat, maka akan didirikan sebuah kesultanan. Peluru meriam itu kemudian jatuh di dekat perempatan Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang saat ini dikenal dengan nama Bering.
Sang Raja menembakkan meriam itu sebanyak tiga kali dan jatuh di tiga tempat yang berbeda. Tiga tempat itulah yang kemudian menjadi tiga titik pembangunan Pontianak. Adapun tiga titik tersebut adalah di Istana Kadriah, Masjid Jami Sultan Abdurrahman, dan pemakaman anggota keluarga Kesultanan Pontianak.
Diceritakan, karena kerasnya suara tembakan meriam itu, para kuntilanak pun ketakutan dan pergi ke hutan Pontianak. Hal inilah yang membuat Pontianak dahulu kala disebut sebagai Kota Kuntilanak karena banyaknya hantu kuntilanak yang mendiami wilayah itu.