Indonesia Gelap dan Komunikasi Publik Belum Terkendali di Pemerintahan Prabowo

Mahasiswa menggelar unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap, menentang kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabo
Mahasiswa menggelar unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap, menentang kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto di depan gedung DPRD Provinsi Aceh, 19 Februari 2025. (AFP)
0 Komentar

RATUSAN mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mulai memadati kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (20/2) sore.

Dalam aksi bertajuk “Indonesia Gelap” ini, para mahasiswa datang dengan berjalan kaki dari kawasan IRTI Monas menuju titik kumpul.

Pantauan awak media pada pukul 16.15 WIB menunjukkan bahwa rombongan mahasiswa menyanyikan lagu “Buruh Tani” sebagai bentuk ekspresi penolakan terhadap kebijakan pemerintah.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

“Marilah kawan mari kita nyanyikan, sebuah lagu tentang pembebasan. Kutelusuri garis jalan ini. Berjuta kali turun aksi. Bagiku satu langkah pasti,” seru salah satu mahasiswa saat menyanyikan lagu tersebut.

Selain menyanyikan lagu, para demonstran juga membawa berbagai poster yang berisi kritikan terhadap pemerintah.

Demonstrasi aksi bertajuk “Indonesia Gelap” nyatanya, ada masalah komunikasi publik yang belum sepenuhnya terarah dan terkontrol di pemerintahan Prabowo. Hal ini penting agar riak-riak dan aksi-aksi seperti yang sudah terjadi bisa dihindari.

Ada masalah mendasar yang perlu mendapat sorotan, kata Pengamat Politik Bondhan W, yakni komunikasi publik yang kurang terkonsep dengan baik dalam kabinet Prabowo. Komunikasi strategis seharusnya mampu menyampaikan kebijakan secara konsisten dan proaktif kepada masyarakat, agar setiap kebijakan yang diambil dapat dipahami dan diterima tanpa menimbulkan kegelisahan.

“Ketidakharmonisan gagasan komunikasi publik ini menimbulkan pertanyaan: mengapa, dalam era digital dan informasi yang begitu cepat, pesan-pesan penting yang dikeluarkan oleh pemerintah justru menimbulkan misinformasi dan kepanikan?” ujar Bondhan, Kamis (20/2).

Menurutnya, terdapat kekurangan dalam manajemen komunikasi politik di tingkat kabinet. Perbedaan persepsi dan ketidaktahuan masyarakat terhadap niat pemerintah memicu spekulasi yang berujung pada demonstrasi, yang pada akhirnya menggoyahkan kestabilan situasi politik nasional.

Sementara, pakar Ilmu Komunikasi Politik, Henri Subiakto menyebut demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” yang digelar hampir di seluruh wilayah di Indonesia tak hanya karena merespon keadaan Indonesia gelap yang membuat gelisah kalangan muda yang berpikir kritis di kampus kampus,

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Tapi juga reaksi kemarahan terhadap kata-kata Presiden Prabowo dan Jokowi yang jelas-jelas bermakna provokasi.

0 Komentar