Pendahulu Barnea, Yosef ‘Yossi’ Cohen, direkrut menjadi IDF pada tahun 1979, sukarelawan, penerjun payung, bertugas sebagai pemimpin regu, kemudian naik pangkat di dinas rahasia dan bertanggung jawab sebagai petugas kasus.
Ia juga bekerja sebagai wakil kepala Mossad dan penasihat keamanan nasional Israel sebelum mengambil alih Mossad pada bulan Januari 2016.
Masa jabatan lima tahun
Kepala Mossad diharapkan menjabat selama lima tahun, tetapi itu tidak selalu terjadi. Meir Dagan, direktur ke-10 Mossad, menjabat dari tahun 2002–2011 dan perdana menteri Israel memperpanjang masa jabatan Cohen selama enam bulan.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Kepala-kepala sebelumnya menjabat selama beberapa tahun. Danny Yatom mengepalai Mossad dari tahun 1996 hingga 1998 tetapi mengundurkan diri setelah serangan yang gagal terhadap seorang militan Palestina di Yordania pada tahun 1997.
Agen-agen Mossad diduga mencoba membunuh Khaled Mash’al dengan menyuntikkan racun ke telinganya. Mereka menggunakan paspor Kanada palsu sebagai kedok, dan memicu krisis diplomatik.
Tipe kepribadian para pemimpin Mossad
Para petinggi Mossad tidak banyak membocorkan informasi, tetapi petunjuk mengenai tipe kepribadian mereka dapat diketahui dari misi yang mereka jalankan.
Cohen, diduga berada di balik pembunuhan kepala senjata nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh pada tahun 2020, telah digambarkan sebagai pengambil risiko oleh media Israel Jerusalem Post. Di bawah pengaruhnya, Mossad meningkatkan anggaran dan stafnya, dan menggantikan Kementerian Luar Negeri dalam hubungan strategis dengan dunia Arab Sunni, kata Times of Israel.
Pendahulu Cohen, Tamir Pardo (2011-2016), sering digambarkan sebagai orang yang lebih konservatif, berfokus pada pengumpulan intelijen dan menjauhi sorotan. Namun, sumber-sumber media berita Jerman Spiegel Online mengaitkannya dengan pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Darioush Rezaei , yang ditembak di tenggorokan oleh dua penyerang yang mengendarai sepeda motor.
Dagan (2002-2011), seorang jenderal yang berprestasi, kepala mata-mata, dan pengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, digambarkan sebagai ‘komandan yang berani’. Presiden Reuven Rivlin memuji Dagan sebagai ‘pria yang penuh nasihat, pria yang bijaksana, pria yang penuh kasih dan pria yang dicintai dalam kekasarannya, seorang pemimpin dan pria yang mencintai rakyat’.