Dengan jawaban itu saya bermaksud dan bertujuan seperti kudangan ayah saya kepada saya. Orang tua saya, sekalipun petani, orang kecil, orang yang tidak mendapat pendidikan formal, mempunyai kudangan terhadap anaknya, mempunyai cita-cita mengenai anaknya, yakni agar saya ini menjadi anak yang bisa mikul dhuwur mendhem jero pada orang tua. Saya pun mempunyai keyakinan, bahwa pegangan hidup seperti itu adalah benar, dan tepat sekali.
Mikul dhuwur, artinya kita harus menghormati orang tua dan menjunjung tinggi nama baik orang tua.
Mendhem jero, artinya segala kekurangan orang tua itu tidak perlu ditonjol-tonjolkan. Apa lagi ditiru!. Kekurangan itu harus kita kubur sedalam-dalamnya, supaya tidak kelihatan.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Dalam pada itu, nama baik orang tua harus kita junjung setinggi-tingginya sehingga terpandang keharumannya.
“Bagus,” jawab Bung Karno.
Pepatah Jawa mikul dhuwur mendhem jero masih belum sepenuhnya hilang dari berbagai media. Kehadirannya seolah mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin yang lengser adalah pemimpin yang patut kita junjung tinggi nama dan jasa-jasanya terlepas dari kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat selama ia memimpin.
Hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang istimewa. Penghormatan kepada orang tua termasuk pemimpin yang lengser tidak hanya ada dalam budaya Jawa saja. Dalam khasanah kebudayaan Cina, Jepang, Timur Tengah bahkan barat, ajakan untuk menghormati orang tua adalah hal jamak yang mudah kita temukan.
Tapi meski demikian, untuk lebih memahami ke-khas-an ajaran tersebut dalam budaya Jawa, memahami istilah mikul dhuwur mendhem jero adalah salah satu hal yang bisa kita lakukan.
Mikul dhuwur dan mendhem jero adalah dua hal yang berbeda dan jika apa yang dikatakan Pak Harto itu kita anggap sebagai definisi yang sebenarnya, maka yang perlu kita pertanyakan adalah hal mana yang harus kita lakukan terlebih dahulu? Mikul dhuwur dulu lalu mendhem jero atau sebaliknya, mendhem jero untuk kemudian mikul dhuwur?
Ibaratnya jasad, pemimpin yang akan kita junjung tinggi adalah pemimpin yang seharusnya sudah dibersihkan terlebih dahulu dari kesalahan-kesalahannya melalui proses mendhem jero yang seksama sehingga ketika akan di-pikul dhuwur, beban pikulan akan terasa lebih ringan.