Investasi Ratusan Triliun Kabur Gegara Premanisme, Kapan Ormas Preman Bisa Dibubarkan?

Ilustrasi
Ilustrasi
0 Komentar

Menanggapi keluhan ini, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan pihaknya sudah mendorong kawasan industri untuk masuk dalam kategori objek vital dan mendapat pengamanan dari kepolisian. Hal ini juga untuk menjamin keamanan bagi realisasi investasi di sektor industri dari gangguan premanisme ormas.

“Kemenperin sudah mengupayakan beberapa industri strategis masuk dalam objek vital yang mendapatkan pengamanan dari kepolisian,” kata dia, dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (11/2/2025).

Febri mengakui, premanisme yang dilakukan oleh ormas diduga telah menjadi salah satu sebab terhambatnya pertumbuhan investasi manufaktur. Padahal, jaminan dan kepastian hukum sangat penting serta dibutuhkan agar investasi di sektor manufaktur tumbuh lebih tinggi.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

“Saya bilang lebih tinggi, nggak bisa saya keluarkan angka. Karena saya belum menghitung dan juga belum lihat laporan detailnya,” sambung Febri.

Sementara itu, tanggapan berbeda disampaikan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal BKPM, Riyanto, mengatakan pihaknya akan terlebih dulu memeriksa informasi yang diungkap Sanny.

BKPM berkomitmen akan memanggil para investor jika memang informasi terkait premanisme ormas memang benar adanya. Pun, dia juga akan memfasilitasi penyelesaian masalah yang tengah dihadapi para investor di kawasan industri tersebut.

“Kalau tadi misalnya terkait adanya ormas, kami akan adakan rapat. Kami akan undang stakeholder terkait dan mencarikan solusi bersama,” ujar dia kepada awak media, di Four Season, Jakarta, Senin (10/2/2025).

Terpisah, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan P Roeslani, mengatakan bakal mengajak ormas-ormas di sekitar kawasan industri untuk berdiskusi. Dengan demikian, ia berharap masalah premanisme yang terjadi di kawasan industri tersebut dapat segera diselesaikan.

“Kalau saya lihat, perlu ada ini (diskusi) saja,” kata dia dalam acara Mandiri Investment Forum, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Diskusi yang baik dengan komunitas, lanjut dia, perlu dilakukan untuk menjaga agar kawasan industri tetap kondusif. Dus, investasi bisa tetap masuk ke daerah dan menciptakan banyak lapangan kerja baru. Selain itu, masuknya investasi ke suatu daerah juga dapat dinilai akan mendongkrak usaha masyarakat, misalnya restoran hingga penginapan.

0 Komentar