Indonesia Anggota Penuh BRICS: Memperkokoh Negara-negara Berkembang dan Mengangkat Dunia Selatan

KTT BRICS di Kazan, Rusia. (Intagram/sugiono_56)
KTT BRICS di Kazan, Rusia. (Intagram/sugiono_56)
0 Komentar

Meskipun bersifat informal, apa yang membuat BRICS relevan dalam tatanan internasional adalah krisis keuangan tahun 2008, yang menimbulkan skeptisisme dan kekhawatiran terhadap sistem moneter yang didominasi dolar.

Hal ini selalu menantang efektivitas lembaga-lembaga Bretton Woods yang dipimpin Barat mengingat penderitaan yang dialami Amerika Serikat dan Eropa setelah krisis keuangan. Sebaliknya, perekonomian BRICS menunjukkan ketahanan.

KTT BRIC pertama diadakan di Yekaterinburg tahun 2009, Joint Declaration terungkap keinginan negara-negara BRIC untuk mengembangkan “dialog dan kerja sama yang bertahap, proaktif, pragmatis, terbuka, dan transparan” yang “kondusif tidak hanya untuk melayani kepentingan bersama negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang, namun juga untuk membangun dunia yang harmonis dengan perdamaian abadi dan kemakmuran bersama.”

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Hal ini ditegaskan kembali pada KTT BRICS ke-16 yang diadakan pada bulan Oktober 2024 di Kazan. Dengan adanya perluasan kerangka kelembagaan dan fungsinya sejak tahun 2009, keluaran paling signifikan adalah Bank Pembangunan Baru (NDB), yang menyediakan dana pembangunan ke berbagai negara;

  • Pengaturan Cadangan Kontinjensi (CRA) dengan sumber daya sebesar US$100 miliar, yang menyediakan mekanisme saling mendukung untuk tekanan neraca pembayaran jangka pendek, meningkatkan jaring pengaman keuangan negara-negara anggota;
  • Strategi Kemitraan Ekonomi BRICS 2025 untuk integrasi efektif perusahaan-perusahaan BRICS ke dalam rantai nilai global dan regional.

Sebuah tonggak penting adalah seruan KTT BRICS ke-15 di Johannesburg pada tahun 2023, untuk perluasan BRICS dengan mengundang negara-negara baru untuk bergabung. Hal lainnya, pada tahun 2024, adalah pembahasan pembentukan Inisiatif Pembayaran Lintas Batas BRICS (juga dikenal sebagai BRICS Pay), di mana negara-negara BRICS akan berdagang satu sama lain tanpa harus mengkonversi ke dolar AS dengan memanfaatkan teknologi blockchain dan token untuk menghindari sistem pembayaran keuangan SWIFT.

Meskipun BRICS Pay masih sebatas sebuah konsep, perkembangannya akan sangat melemahkan dominasi dolar Amerika Serikat yang telah lama ada.

Saat ini, organisasi antar pemerintah tersebut memiliki 10 anggota penuh yang mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab bulan Januari 2024, dan disusul Indonesia Januari 2025; dan memiliki sembilan negara mitra resmi—Nigeria adalah negara mitra BRICS yang kesembilan (diakui pada 17 Januari 2025), bergabung dengan Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan.

0 Komentar