KEIKUTSERTAAN Indonesia dalam BRICS meningkatkan keterwakilan negara-negara Selatan dan memperkuat upaya reformasi lembaga-lembaga tata kelola global. Langkah ini menempatkan blok tersebut sebagai platform yang lebih kuat untuk berkolaborasi di antara negara-negara berkembang.
7 Januari lalu, Indonesia secara resmi bergabung dengan kelompok BRICS. Saat menyambut Indonesia, Pemerintah Brasil mengeluarkan pernyataan yang berbunyi: “Dengan populasi dan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki komitmen yang sama dengan negara-negara anggota lainnya untuk mereformasi institusi tata kelola global dan memberikan kontribusi positif dalam memperdalam kerja sama Selatan-Selatan.”
Dengan keanggotaan penuh, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang bergabung dengan BRICS. Saat ini, Thailand dan Malaysia merupakan mitra resmi, namun bukan anggota penuh. Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam pernyataannya mengatakan keanggotaan BRICS merupakan “langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan negara berkembang lainnya, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan berkelanjutan.”
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Secara ekonomi, hal ini dapat berarti peningkatan pertumbuhan PDB sebesar 0,3 persen, dan perluasan akses Indonesia ke pasar BRICS. Secara geopolitik, hal ini memberikan Indonesia posisi tawar di kancah global serta platform untuk menyuarakan aspirasi negara-negara Selatan.
Bagi BRICS, keanggotaan Indonesia menambah keunggulannya dengan membawa representasi yang lebih besar dari negara-negara Selatan ke dalam visi multipolarnya.
Hal ini membuat penting untuk menilai arah pengelompokan tersebut. Apa yang dimulai dengan akronim “BRIC,” diciptakan oleh Jim O’Neill tahun 2001 dalam laporan “Building Better Global Economic BRICs,” kelompok ini diproyeksikan akan tumbuh secara signifikan dalam dekade berikutnya. Didirikan tahun 2009 oleh empat negara—Brasil, Rusia, Tiongkok, dan India—ekspansi pertama blok ini terjadi pada tahun 2010 dengan bergabungnya Afrika Selatan.
Dalam 16 tahun terakhir, BRICS telah berubah dari istilah yang populer dalam politik internasional menjadi platform penting bagi negara-negara berkembang yang mewakili “Global South.”
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa BRICS belum menjadi organisasi multilateral formal seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), namun semakin banyak negara (kebanyakan negara berkembang) yang meminta untuk bergabung dengan kelompok negara-negara berkembang.