Meskipun pandangan Worsley tentang “Dunia Ketiga” ini cenderung positif, istilah ini tetap dikaitkan dengan negara-negara yang dilanda kemiskinan, kemelaratan, dan ketidakstabilan. “Dunia Ketiga” kemudian menjadi sinonim untuk banana republics (republik pisang: istilah untuk negara kecil yang miskin dan pemasukannya bergantung pada satu komoditas ekspor atau sumber daya yang terbatas) yang diperintah oleh diktator kaleng-kaleng – sebuah karikatur yang disebarkan oleh media-media Barat.
Jatuhnya Uni Soviet – dan berakhirnya Dunia Kedua – memberikan dalih yang tepat untuk menghilangkan istilah “Dunia Ketiga”. Penggunaan istilah itu redup dengan cepat pada tahun 1990-an.
Sementara itu, istilah “sudah berkembang”, “berkembang”, dan “terbelakang” juga mendapat kritik karena menampilkan negara-negara Barat sebagai contoh negara ideal dan negara-negara di luar kubunya sebagai negara yang terbelakang.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Lalu, istilah yang semakin sering digunakan untuk menggantikannya dan terdengar lebih netral adalah “Global South”.
Istilah “Global South” tidak serta merta bermakna geografis. Ada dua negara terbesar dalam Global South – Cina dan India – yang seluruh wilayahnya terletak di belahan Bumi bagian utara.
Sebaliknya, penggunaan istilah itu justru menunjukkan campuran kesamaan politik, geopolitik, dan ekonomi antarnegara.
Negara-negara Global South sebagian besar merupakan korban imperialisme dan pemerintahan kolonial, dengan negara-negara Afrika menjadi contoh yang paling terlihat akan hal ini.
Ini memberi mereka pandangan yang sangat berbeda tentang apa yang digambarkan oleh para ahli teori ketergantungan sebagai hubungan antara pusat dan pinggiran dalam ekonomi politik dunia – atau, secara sederhana, hubungan antara “Barat dan yang lainnya”.
Mengingat ketidakseimbangan hubungan di masa lalu antara banyak negara Global South dan Global North – baik selama era kekaisaran dan Perang Dingin – tidak heran jika saat ini banyak yang memilih untuk tidak bersekutu dengan salah satu kekuatan besar mana pun.
Jika istilah “Dunia Ketiga” dan “terbelakang” mencerminkan gambaran ketidakberdayaan ekonomi, ini tidak berlaku untuk “Global South”.