KEENGGANAN negara-negara besar di Afrika, Asia dan Amerika Latin untuk berpihak pada NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) atas perang di Ukraina telah mempopulerkan kembali istilah “Global South.”
“Mengapa begitu banyak negara Global South yang mendukung Rusia?” demikian yang tertulis dalam judul salah satu berita; “Ukraina mendesak ‘South Global’ untuk ikut menantang Rusia,” tulis berita lainnya.
Global South telah menjadi objek analisis yang kian menarik dalam kajian geopolitik. Tidak hanya masivitas penggunaan konsepnya dalam bidang akademik, namun hal itu juga dapat diperkuat dengan berbagai upaya-upaya diplomatik yang dilakukan oleh berbagai negara dengan memakai Global South guna mengatasnamakan solidaritas negara-negara Selatan.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Sebagaimana Voice of Global Summit yang secara berkala diselenggarakan oleh India sejak 2023 (Ministry of External Affairs of India, 2024), atau bagaimana BRICS+ maupun G77+ China menyematkan Global South sebagai identitas barunya.
Berbagai momentum dimana para pemimpin negara serta organisasi internasional kerap menggunakan terminologi Global South dalam menyampaikan kepentingan politiknya. Namun, definisi yang acap digunakan oleh sebagian besar komunitas internasional tersebut tidak memiliki standar baku, baik dalam klasifikasi geografi maupun interpretasi paten yang diyakini bersama.
Lalu apa yang dimaksud dengan Global South, dan mengapa istilah ini menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir?
Global South mengacu pada negara-negara di seluruh dunia yang kerap dideskripsikan sebagai negara “berkembang”, “kurang berkembang” atau “terbelakang.” Kebanyakan dari negara-negara ini – meskipun tidak semua – berada di belahan Bumi bagian selatan, sebagian besar di Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Secara umum, mereka cenderung lebih miskin, memiliki tingkat ketimpangan pendapatan yang lebih tinggi dan harapan hidup yang lebih rendah serta kondisi kehidupan yang lebih keras dibandingkan negara-negara di “Global North” — negara-negara maju yang sebagian besar terletak di wilayah Amerika Utara dan Eropa, beberapa di Oseania dan di belahan bumi lainnya.
Kini, istilah Global South sering mengalami reinterpretasi dalam Hubungan Internasional guna menggambarkan negara- negara “Dunia Ketiga”, “Berkembang”, “Miskin”, “Terbelakang”, “Non Blok” atau “Non Aliansi”.