Rencana Pembelian BrahMos India, Lebih dari Sekadar Kesepakatan Rudal

Rudal Brahmos merupakan rudal supersonik dengan jarak jangkau menengah buatan militer India dan Rusia. Sputnik
Rudal Brahmos merupakan rudal supersonik dengan jarak jangkau menengah buatan militer India dan Rusia. Sputnik News
0 Komentar

Akhirnya, Filipina adalah negara pertama yang akan membeli rudal BrahMossetelah menteri pertahanannya menyatakan tertarik dengan rudal produksi India tersebut.

Upaya diversifikasi ini juga erat kaitannya dengan potensi sanksi Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) dari Amerika jika Indonesia memasok senjatanya dengan komponen dari Rusia dan Tiongkok.

India telah memberikan jaminan bahwa BrahMos bebas CAATSA karena komponen inti rudalnya diproduksi di dalam negeri di India, berbeda dengan Yakhont yang produksinya masih berpusat di Rusia. Klaim bebas CAATSA ini telah divalidasi oleh fakta bahwa kesepakatan BrahMos baru-baru ini dengan Filipina, yang merupakan sekutu lama AS, berjalan tanpa gangguan.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Sementara itu, dari sudut pandang diplomatik, pengadaan rudal BrahMos dapat dilihat sebagai implementasi dari “Good Neighbor Policy” yang diusung Prabowo yang berupaya menjaga hubungan bilateral dan kemitraan yang baik dengan negara-negara besar di kawasan dan global. Termasuk India yang wilayahnya berbatasan dengan india di Kepulauan Andaman dan Samudera Hindia.

Keterlibatan antara Indonesia dan India meningkat baru-baru ini, terutama setelah pertemuan bilateral antara Prabowo dan Perdana Menteri India Narendra Modi pada KTT G-20 di Rio de Janeiro, Brasil pada bulan November. Dilanjutkan dengan kunjungan kapal perang India INS Mysore ke Indonesia pada bulan berikutnya, yang kemudian serangkaian pertemuan antara Kepala Staf Angkatan Laut kedua negara. Kesepakatan BrahMos dapat menjadi sarana konkrit bagi Indonesia untuk menjalin kemitraan strategis dengan India di sektor maritim dan kawasan Indo-Pasifik.

Namun masih ada pertanyaan mengenai masalah operasional dan pemeliharaan jangka panjang, dan bagaimana Indonesia dapat menghindari ketergantungan sistem senjata lainnya.

Karena BrahMos sebagian dibuat oleh industri pertahanan Rusia, Indonesia kemungkinan akan melakukan studi yang cermat mengenai interoperabilitas sistem tersebut dengan kapal-kapal buatan Barat. Memang, PT PAL memiliki pengalaman memasang rudal Yakhont ke fregat kelas Ahmad Yani. Namun, fregat tersebut sekarang sudah cukup tua dan harus diganti dengan generasi baru, sehingga memerlukan upaya terencana untuk mengintegrasikan sistem rudal BrahMos ke kapal yang lebih baru.

0 Komentar