AMAN Dialogue 2025 yang digelar Angkatan Laut Pakistan (PAK Navy) di Karachi, Pakistan, selama dua hari pada 9–10 Februari 2025, mengumpulkan perwira angkatan laut dari 60 negara untuk bersama-sama membahas berbagai jenis ancaman, baik tradisional maupun nontradisional di Samudera Hindia.
Dalam forum multilateral itu, TNI Angkatan Laut, yang diwakili Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada I Laksamana Pertama TNI Mohammad Taufik, juga berbagi pengalaman Indonesia dalam menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI di laut, termasuk berbagi ragam tantangan yang dihadapi TNI AL dalam menjaga negara kepulauan dengan luas lautan mencapai 6,4 juta kilometer persegi.
Forum dialog itu, yang dikemas dalam bentuk diskusi panel, dibuka Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Pakistan Laksamana Naveed Ashraf, Minggu (9/2).
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Dalam acara pembukaan, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi turut hadir memimpin delegasi dari Indonesia.
Laksamana Ashraf dalam sambutannya menjelaskan AMAN Dialogue, yang untuk pertama kalinya digelar dalam rangkaian latihan bersama multilateral AMAN Exercise, bertujuan mendudukkan para pemimpin dan ahli untuk bersama-sama menyusun strategi dan menemukan perspektif yang baru, untuk kemudian mendapatkan solusi konkret dalam memetakan ancaman-ancaman baru (emerging threats), serta strategi untuk mengantisipasi ancaman tersebut.
“Diskursus intelektual ini dirancang untuk membantu kita memahami berbagai persoalan keamanan yang dihadapi oleh angkatan laut-angkatan laut di kawasan, menjajaki peluang-peluang untuk berkolaborasi, dan mengumpulkan sumber daya, yang berujung pada mekanisme (kolaborasi, red) yang kohesif dan efisien,” kata KSAL Pakistan.
Laksamana Ashraf melanjutkan Angkatan Laut Pakistan melihat laut bukan sebagai ruang berkompetisi, tetapi ruang untuk bekerja sama.
Alasannya, tidak ada satu negara pun yang dapat menjaga lautannya sendiri tanpa bekerja sama dengan negara lain, sebagaimana telah ditunjukkan oleh catatan sejarah sejak abad-abad sebelum Masehi.
“Tantangan yang dihadapi di laut penting untuk menjadi sorotan dan saling terhubung. Oleh karena itu, saya meyakini AMAN Dialogue dapat menjadi kesempatan untuk berkomunikasi dengan negara-negara yang berada di titik strategis, yaitu di Samudera Hindia, ataupun yang ada di sekitar Bab Al-Mandab atau di sekitar Selat Hormuz,” kata Laksamana Ashraf.