Sebagian besar kudeta militer, baik yang berhasil maupun gagal, terjadi di kawasan Afrika barat. Jumlah kasus kudeta yang lebih rendah terjadi di kawasan Tengah dan Timur. Sementara kudeta militer lebih sedikit terjadi di wilayah selatan Afrika yang secara politis lebih stabil.
Di Indonesia modern, percobaan kudeta pernah terjadi pada pada 23 Januari 1950. Pelakunya, bekas kapten pasukan khusus Belanda bernama Raymond Westerling, berusaha menguasai Jakarta dan ingin membunuh Sukarno. Rencana Westerling akhirnya tak pernah terwujud lantaran kurangnya pasokan senjata dan demoralisasi pengikutnya.
Tuntutan pembubaran parlemen oleh TNI pada 17 Oktober 1952 seringkali digolongkan sebagai upaya kudeta di Indonesia. Menurut militer, parlemen berusaha mencampuri urusan internal TNI. Sukarno menolak tuntutan militer dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Abdul Haris Nasution dibebastugaskan.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Tentu kudeta yang paling terkenal adalah peristiwa 1965. Pelaku utama percobaan kup adalah Letkol Untung, salah satu dari komandan batalyon pasukan Cakrabirawa yang tugasnya mengawal Presiden Sukarno. Untung dituduh bekerjasama dengan Partai Komunis Indonesia untuk menculik dan membunuh para petinggi Angkatan Darat. Pada akhirnya Untung dihukum mati, dan nama Suharto makin kinclong di tengah lemahnya kekuasaan Sukarno.
Babak selanjutnya telah jamak diketahui: Sukarno digulingkan dan Suharto melenggang berkuasa selama 32 tahun, sebelum akhirnya digulingkan oleh aksi massa 1998.