Haredim: Kaum Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Kini Wajib Militer

Haredim termasuk dalam salah satu dari empat suku Israel modern, bersama dengan kaum nasionalis sekuler, rel
Haredim termasuk dalam salah satu dari empat suku Israel modern, bersama dengan kaum nasionalis sekuler, religius, dan orang Arab Israel. (Foto: Mostafa Alkharouf/Anadolu melalui Getty Images)
0 Komentar

Haredim termasuk dalam salah satu dari “empat suku Israel modern”, sebagaimana didefinisikan oleh mantan Presiden Reuven Rivlin, bersama dengan kaum sekuler, nasionalis relifius, dan orang Arab Israel.

Pakaian khas mereka meliputi jas hitam untuk pria, sering kali dengan rambut ikal di bagian samping yang memanjang, janggut besar, dan topi bertepi lebar.

Para perempuan biasanya mengenakan rok panjang, stoking tebal, dan hijab atau wig, sehingga mereka mudah dikenali.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Belum diketahui secara pasti dari mana asal-usul terbentuknya Yahudi Haredi. Melansir Al Jazeera, kelompok ini diduga lahir di Eropa, pada abad ke-19.

Yahudi Haredi dibentuk sebagai respons terhadap kemajuan zaman dan perkembangan dunia yang semakin modern. Pembaruan dan kemajuan adalah hal-hal yang ditakuti kaum Haredim karena dikhawatirkan dapat memengaruhi agama mereka.

Ketika terjadi migrasi Yahudi dari Eropa ke Palestina besar-besaran pada 1922 – 1947, sebagian kaum Yahudi Haredi ikut tinggal di Timur Tengah. Israel memberikan peraturan khusus untuk Yahudi Haredi, berupa toratu umanuto yang artinya pelajaran Taurat adalah tugasnya.

Fokus aturan ini adalah untuk memfasilitasi Yahudi Haredi untuk belajar Taurat murni. Aturan ini ditetapkan untuk melindungi keyakinan Yahudi Israel terhadap Taurat.

Aturan toratu umanuto ini memuat beberapa klausul, termasuk salah satunya siswa senior Yahudi Haredi dibebaskan dari wajib militer.

Mereka juga mendapatkan pendidikan khusus dari sekolah agama yang disebut sebagai yeshiva. Sekolah tersebut didanai oleh pemerintah.

Pemerintah Israel menganggap aturan ini tak masalah karena jumlah komunitas Haredi yang sedikit. Namun, previllege dan keuntungan dari Pemerintah Israel membuat penganut Haredi terus meroket.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Angka kelahiran yang tinggi, jumlah yang tadinya hanya terdiri dari beberapa ratus pelajar Taurat telah berkembang menjadi hampir 13% dari populasi Israel: sekitar 1,3 juta orang. Hal ini menyebabkan meningkatnya pengaruh politik – dan ketegangan dalam masyarakat luas, dimana wajib militer dan integrasi merupakan isu yang sangat kontroversial.

Hanya sedikit Haredi yang “bekerja, membayar pajak, atau bertugas di militer”, kata The Washington Post. Tahun lalu, 66.000 Haredim tidak mendaftar – sekitar 90% dari komunitas. Mereka juga mendapat manfaat dari “keuntungan besar pemerintah”.

0 Komentar