Sekolah Lalai Finalisasi PPDS Siswa Terancam Gagal SNBP, Mimpi Buruk Siswa Berprestasi

SNBP
SNBP
0 Komentar

RATUSAN siswa sekolah tingkat menengah menggelar protes di tempat mereka mengenyam pendidikan, usai terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Hal ini disebabkan pihak sekolah belum menuntaskan pengisian finalisasi pangkalan data sekolah dan siswa atau PDSS. Imbasnya siswa merasa dirugikan karena kehilangan kesempatan mengikuti Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru 2025 jalur prestasi.

Pengisian PDSS semula dibuka sejak 6-31 Januari 2025. Pengisian PDSS menjadi tahapan yang harus dilakukan pihak sekolah untuk mengikutsertakan siswa di SNBP 2025. Karena terdapat alur pengisian data, seperti untuk daftar siswa peserta. Ini ditentukan lewat kriteria unggulan (eligible). Jumlah kuota berbeda-beda berdasarkan akreditasi.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Namun hingga penutupan, terdapat ratusan sekolah yang belum finalisasi PDSS. Dalih yang mengemuka beragam: mulai dari keteledoran hingga alasan teknis seperti sistem yang error. Imbasnya, gelombang protes dilayangkan siswa karena sudah diperlakukan semena-mena.

Sebagaimana unjuk rasa di SMAN 7 Cirebon. Ratusan siswa itu melakukan protes karena pihak sekolah terlambat mendaftarkan PDSS. Pihak sekolah berdalih belum finalisasi data sebab ada perubahan keikutsertaan siswa. Namun, alasan itu dianggap tak memuaskan karena tidak diberikan solusi.

Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah SMAN 7 Kota Cirebon, Iman Setiawan, menyatakan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh pihak atas kelalaian pihaknya. Dia menyebut hal ini murni kesalahan dirinya, bukan anak buahnya.

Kesalahan ini, kata Iman, menyebabkan kegagalan input di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) sehingga tidak dapat ter-upload dengan baik hingga batas waktu yang ditentukan. Akibatnya, 155 siswa-siswi SMAN 7 Kota Cirebon tidak dapat mengikuti proses SNBP tahun 2025.

Iman mengakui dirinya siap mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah SMAN 7 Kota Cirebon.

“Saya sekali lagi Kepala Sekolah SMAN 7, jangan salahkan anak buah saya. Saya yang salah. Risiko yang saya dapatkan hari ini untuk mengundurkan diri, saya siap mengundurkan diri dari jabatan Kepala Sekolah SMAN 7 Kota Cirebon,” kata Iman dalam pertemuan tersebut.

Selain itu, sebagai solusi atas kegagalan SNBP, pihak sekolah juga berjanji akan memenuhi permintaan siswa dengan cara memberikan layanan bimbingan belajar (bimbel) gratis untuk menghadapi proses ujian tulis berbasis komputer (UTBK) hingga masa tes di perguruan tinggi negeri masing-masing.

0 Komentar