Penerapan Tarif 10 Persen Amerika Serikat ke Barang Impor China Buka Peluang Relokasi Industri Indonesia

Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis
Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/2/2025).
0 Komentar

“China adalah salah satu negara terkeras di dunia dalam penanggulangan narkotika baik dari segi kebijakan maupun implementasi. Fentanil adalah masalah bagi AS dan akar penyebabnya terletak pada negara itu sendiri,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu.

“China telah memberikan dukungan kepada AS terhadap masalah fentanil dengan semangat kemanusiaan. Atas permintaan AS, China mengumumkan pada 2019 keputusan untuk secara resmi menjadwalkan zat-zat terkait fentanil sebagai substansi narkoba, kami adalah negara pertama di dunia yang melakukannya,” tegas Lin Jian.

Dalam beberapa tahun terakhir, China, menurut Lin Jian telah melakukan kerja sama antinarkotika praktis dengan pihak AS secara luas.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

“Prestasi yang telah kami buat dapat dilihat oleh semua orang di berbagai bidang seperti pengaturan zat-zat terkait narkoba, pembagian informasi intelijen, kerja sama pada kasus-kasus individual, penghapusan iklan daring, pertukaran teknologi pengujian narkoba dan interaksi multilateral,” tambah Lin Jian.

Namun, terlepas dari prestasi China dalam kerja sama antinarkotika, Lin Jian mengungkap AS tetap ingin untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen pada impor China dengan dalih masalah fentanil.

“China dengan tegas menyesalkan dan menentang langkah ini dan telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempertahankan hak dan kepentingan kami yang sah. Menjadikan pihak lain kambing hitam tidak dapat menyelesaikan masalah,” ungkap Lin Jian.

Lin Jian menegaskan perang dagang dan tarif tidak akan menghasilkan pemenang.

“Menekan atau mengancam China bukanlah cara yang tepat untuk terlibat dengan kami. Mengurangi permintaan domestik terhadap obat-obatan terlarang dan meningkatkan kerja sama penegakan hukum merupakan solusi mendasar bagi krisis fentanil di AS. China akan dengan tegas mempertahankan hak dan kepentingan kami yang sah,” tambah Lin Jian.

Lin Jian menyebut dalam percakapan telepon antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump pada 17 Januari, China telah menjelaskan posisi dan prinsipnya dengan jelas.

“Kedua pihak telah mencapai kesepahaman bersama pada prinsipnya tentang keterlibatan dalam kerja sama yang saling menguntungkan. Yang dibutuhkan sekarang bukanlah kenaikan tarif sepihak, tetapi dialog dan konsultasi yang setara dengan rasa saling menghormati,” kata Lin Jian.

0 Komentar