SELAMA dua puluh tahun terakhir, USAID telah menggelontorkan lebih dari Rp81 triliun untuk mendanai beragam program di Indonesia. Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau United States Agency for International Development (USAID) resmi ditutup. Penutupan USAID diumumkan Kepala Department of Government Efficiency (DOGE) AS Elon Musk di X Spaces, Senin (3/2) lalu.
“Terkait dengan USAID, saya sudah berbicara dengan (Presiden AS Donald Trump) secara mendetail dan dia setuju kita harus menutupnya,” kata Musk.
Penutupan USAID merupakan bagian dari skema penghematan anggaran Trump. Tak lama setelah dilantik, Trump mengumumkan akan membekukan dana bantuan asing dari AS. Dia berdalih ingin agar bantuan-bantuan kemanusiaan yang digelontorkan pemerintah sejalan dengan kebijakan Make America Great Again (MAGA).
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
“Saya suka konsep (bantuan USAID), tapi mereka ternyata kaum radikal kiri,” kata Trump seperti dikutip dari Reuters.
Trump ingin agar USAID berada di bawah kendali Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS. Menlu AS Marco Rubio mengklaim saat ini sudah diangkat Trump jadi pelaksana tugas Kepala USAID.
Pengambilalihan USAID diprotes para pegawai lembaga itu. Pasalnya, USAID didesain sebagai lembaga independen. Senator Brian Schatz mengatakan tindakan Trump mengambil alih USAID menyalahi regulasi.
“Apa yang terjadi terhadap USAID melawan hukum. Ini ilegal dan berbahaya bagi warga Amerika, baik di dalam maupun di luar negeri,” kata politikus Partai Demokrat itu.
USAID didirikan pada 1961 oleh Presiden AS John F. Kennedy. Lembaga itu didesain untuk mengelola program-program bantuan kemanusiaan dari AS dan fokus pada bidang pengembangan ekonomi dan sosial di negara-negara berkembang.
Pada 2023, AS–sebagian via USAID–menggelontorkan US$72 miliar dana bantuan ke berbagai belahan dunia guna mendanai berbagai program, mulai dari kesehatan perempuan, akses terhadap air bersih, penanganan HIV/AIDS, keamanan energi, hingga persoalan antikorupsi.
Menurut kalkulasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), angka itu setara 42% dari total seluruh bantuan kemanusiaan yang digelontorkan berbagai lembaga dan badan di seluruh dunia pada 2024.
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai nasib sekitar pegawai USAID yang tersebar di seluruh dunia. Namun, sejumlah pegawai USAID di kantor pusat mereka di AS sudah diminta untuk mengambil cuti tanpa batas waktu.