Pencegahan ini juga dapat diperkuat dengan kebijakan penjagaan pantai. Misalnya, saat musim liburan, pemerintah daerah bisa melakukan publikasi seputar arus balik kepada para wisatawan. Upaya ini juga bisa diberlakukan bagi warga setempat, khususnya komunitas-komunitas yang mengadakan ritual budaya di sekitar pantai.
Kebanyakan orang yang terkena arus balik akan berusaha melawan arus ke pantai dengan berenang sekuat tenaga. Ini menjadi masalah karena arus balik tersebut berkecepatan tinggi, yakni sekitar 0,5 sampai 2 meter per detik sehingga sulit dilawan bahkan oleh perenang professional sekalipun. Akhirnya, tenaga orang tersebut terkuras kemudian terseret arus ke tengah peraian. Pada waktu ini, tenaga sudah habis dan kemudian tidak sanggup lagi untuk bertahan hidup.
Cara yang paling baik untuk menghadapi arus balik adalah dengan tidak melawannya. Agar tak terseret arus balik, sebaiknya kita berenanglah membentuk huruf “L”: berenang terlebih dahulu sejajar dengan garis pantai agar menjauhi lokasi rip current, lalu tegak lurus ke arah pantai.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Sementara, jika kita terlalu lelah untuk berenang, maka tenangkan diri. Simpanlah tenaga untuk menjaga tubuh kita agar tidak tenggelam.