KAPAL yacht asal Australia terdampar di Perairan Pulau Giliyang, Kecamatan Dungket, Sumenep, Jawa Timur, setelah mengalami mati mesin.
“Lokasi kejadiannya sekitar 100 meter dari pantai pada koordinat S 6°59’1.63″ E 114°9’47.49″,” kata Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti di Sumenep, Kamis.
Ia menuturkan temuan adanya kapal terdampar itu pada 29 Januari 2025 oleh Polair Polres Sumenep sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan
Saat itu personel Polsek Dungkek menginformasikan warga yang hendak menuju Pulau Giliyang melihat ada kapal dan suara seperti tembakan dari kapal tersebut sebanyak lima kali.
Petugas Satpolair yang menerima laporan itu langsung mendatangi lokasi setelah melakukan pengecekan tentang informasi dari masyarakat Giliyang itu.
“Saat itu memang ada kapal yang terombang-ambing di laut dan petugas segara melakukan evakuasi,” katanya.
Menurut dia, evakuasi dilakukan oleh petugas bersama perangkat Desa Banraas, Pulau Giliyang, dengan menggunakan KM Sriwijaya.
“Tapi upaya evakuasi tidak berhasil karena gelombang tinggi dan ombak besar,” tutur Widiarti.
Karena kapal gagal dievakuasi, petugas dan warga selanjutnya hanya mengevakuasi penumpang kapal dengan cara menggunakan jerigen dan pelampung untuk dibawa ke pantai.
“Untuk saat ini dua awak kapal yacht asal Australia tersebut ditampung oleh masyarakat Pulau Giliyang,” katanya.
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
Kapal yacht Australian yang mati mesin dan terdampar di sekitar Pulau Giliyang tersebut hendak menuju Kupang NTT, lalu ke Bali dan berlanjut ke Kalimantan.
“Dan awak kapal itu memang hanya dua orang masing-masing bernama Watt Peter John dan Delves Catherine Winifred,” katanya.
Lebih lanjut Widiarti menjelaskan saat ini pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait dan Basarnas untuk mengevakuasi kapal yang masih ada di tengah laut.