Pj Ali Kuncoro Paparkan Kronologi 13 Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang Terseret Ombak di Pantai Drini

Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto membeberkan kronologi 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang terseret ombak di
Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto membeberkan kronologi 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis 30 Januari 2025.
0 Komentar

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Mojokerto membeberkan kronologi 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Sebanyak empat siswa meninggal dunia dalam kasus terseretnya 13 siswa SMPN 7 Mojokerto di Pantai Drini.

Outing class SMPN 7 Kota Mojokerto diikuti 257 siswa dari kelas tujuh dan delapan serta 16 guru pendamping. Rombongan berangkat Senin (26/1/2025) dari halaman SMPN7 Kota Mojokerto dengan mengendarai lima bus.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Pj Wali Kota Mojokerto M Ali Kuncoro mengatakan, hasil koordinasi yang dilakukan dengan Polres Gunungkidul, yaitu 13 pelajar tersebut keluar dari rombongan di Pantai Drini.

“Hanya 13 siswa yang keluar dari rombongan dan ini terkonfirmasi juga Kapolres Gunungkidul. Bahwasanya imbauan itu memang sudah dilakukan,” kata Ali Kuncoro, Kamis (30/1/2025).

Ia menambahkan, setiba di Pantai Drini, 257 siswa dan 16 guru melaksanakan salat subuh sebelum peristiwa 13 pelajar terseret ombak. Jadwal selanjutnya makan pagi lalu menuju ke lokasi pembatik.

Namun, 13 siswa memilih bermain air dan terseret ombak pantai selatan saat yang lain membersihkan diri di sekitar Pantai Drini. Belasan siswa itu keluar dari rombongan, meski guru pendamping sudah memberikan pengumuman agar tak mendekati garis pantai yang 50 meter di depannya merupakan jurang atau palung laut.

“Peringatan sudah dilakukan dan para pendamping melindungi para siswa sudah dilakukan. Namun, yang namanya siswa pada usia yang masih belasan, tentu ketemu air inginnya bermain,” bebernya.

Menurut Ali Kuncoro, pihaknya saat ini tak ingin menyalahkan siapa yang salah atas musibah yang menelan empat korban jiwa. Sebab, pihak sekolah sudah berusaha melakukan perlindungan terhadap ratusan anak didik tersebut dengan memberikan imbauan dan larangan.

“Kita tidak mencari siapa yang salah, tetapi ini kronologis dan kita sudah berusaha untuk mencari solusi terbaik dari permasalah ini. Tiga belas (anak) ini bermain, dan ternyata gelombang laut pantai selatan saat itu tak bersahabat,” pungkasnya.

0 Komentar