Penyebab Pesawat-Helikopter Bertabrakan di Washington Belum Jelas, Pernyataan Trump Picu Kontroversi

Unit tanggap darurat mencari lokasi jatuhnya pesawat American Airlines di Sungai Potomac setelah pesawat itu j
Unit tanggap darurat mencari lokasi jatuhnya pesawat American Airlines di Sungai Potomac setelah pesawat itu jatuh saat mendekati Bandara Nasional Reagan di Arlington, Virginia, pada 30 Januari 2025. (Getty Images)
0 Komentar

Seluruh penumpang pesawat American Airlines Bombardier CRJ-700 dan helikopter Black Hawk milik Angkatan Darat AS yang bertabrakan di Washington DC dinyatakan tewas. Sementara, penyebab kecelakaan masih belum bisa dipastikan.

Insiden yang terjadi pada Rabu (29/1/2025) itu menandai kecelakaan udara paling mematikan di AS dalam lebih dari dua dekade terakhir.

Pesawat American Airlines yang membawa 60 penumpang dan empat awak bertabrakan dengan helikopter militer Black Hawk milik Angkatan Darat AS saat bersiap mendarat. Kedua pesawat kemudian jatuh ke Sungai Potomac, menimbulkan ledakan besar.

Baca Juga:Di Balik Tradisi Angpao di Tahun Baru ImlekKasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka Pembunuhan

Tim penyelamat telah berusaha keras untuk menemukan kotak hitam dari kedua pesawat, yang merekam data penerbangan penting. Namun, hingga Kamis (30/1/2025), kotak hitam tersebut belum ditemukan.

“Ini adalah peristiwa yang membutuhkan semua tangan untuk bekerja sama,” kata Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Jennifer Homendy dalam konferensi pers, dilansir Reuters.

Penyebab kecelakaan ini masih belum jelas, dan penyelidikan oleh NTSB baru saja dimulai. Namun, Presiden Donald Trump telah menimbulkan kontroversi dengan menyatakan bahwa upaya federal untuk meningkatkan keragaman mungkin menjadi faktor penyebabnya.

Pernyataan ini, yang tidak didukung bukti, langsung memicu kritik dari kelompok hak sipil dan politisi Partai Demokrat, yang menuduh Trump mempolitisasi tragedi ini.

“Kami belum tahu apa yang menyebabkan kecelakaan ini, tetapi kami memiliki beberapa pendapat dan ide yang sangat kuat,” kata Trump di Gedung Putih.

Dia juga menyalahkan pilot helikopter dan pengawas lalu lintas udara, serta menuding kebijakan keragaman di Federal Aviation Administration (FAA) mungkin telah melemahkan kemampuan lembaga tersebut. “Bisa saja itu penyebabnya,” tambahnya.

Pernyataan Trump tentang keragaman dan standar perekrutan FAA langsung menuai kecaman. Menteri Transportasi Pete Buttigieg, yang menjabat di era Presiden Joe Biden, menyebut komentar Trump “tercela.”

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Dia menegaskan bahwa kebijakan keragaman FAA telah ada sejak masa pemerintahan Trump sebelumnya (2017-2021) dan tidak ada bukti bahwa hal itu mengorbankan keselamatan udara.

“Ketika keluarga berduka, Trump seharusnya memimpin, bukan berbohong,” tulis Buttigieg di media sosial.

Derrick Johnson, presiden kelompok hak sipil NAACP, juga mengkritik Trump karena “menabur kebencian yang berakar pada kebohongan” alih-alih memberikan kepemimpinan yang dibutuhkan.

0 Komentar