SATU video yang menyebutkan seorang bocah perempuan berusia 10 tahun di Kabupaten Nias Selatan (Nisel), Sumatera Utara (Sumut), diduga dianiaya keluarganya hingga kakinya cacat, viral di media sosial. Polisi saat ini telah menurunkan tim untuk mendalami video viral itu.
Berdasarkan video, Selasa (28/1) tampak ramai warga di tengah jalan. Lalu terlihat ada petugas kepolisian di lokasi. Kemudian, ada seorang pria yang dibawa masuk ke dalam mobil polisi tersebut.
Setelah itu, terlihat seorang bocah perempuan yang sedang ditanyai oleh salah seorang pria di salah satu ruangan. Pria tersebut mengecek kondisi bocah tersebut. Tampak bagian kaki anak itu bengkok.
Baca Juga:Kasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka PembunuhanMenteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini Jelasnya
Video itu menarasikan bahwa korban telah ditinggal orang tuanya sejak bayi dan diasuh pamannya. Selain itu, pengunggah menyebut bahwa selama dirawat, korban diduga mendapatkan perlakuan kasar dari pamannya dan tinggal di kandang hewan.
“Kondisi si anak sangat memperihatinkan, kedua kaki sudah bengkok. Selanjutnya, si anak dibawa ke Puskesmas Lolowau untuk ditangani oleh dokter dan mendapatkan perawatan. Bapak Kapolres Nias Selatan datang untuk bertemu di anak,” demikian narasi unggahan itu.
Kapolres Nisel AKBP Ferry Mulyana menyebut peristiwa itu terjadi di Desa Hilikara, Kecamatan Lolowau. Dia mengatakan dirinya telah menemui bocah tersebut di UPTD Puskesmas Lolowau.
“Kita hadir untuk memberikan perhatian khusus, memastikan kondisi korban, serta menunjukkan bahwa pihak kepolisian peduli terhadap kasus-kasus seperti ini,” kata Ferry dalam keterangannya.
Usai mengunjungi korban, kata Ferry, dirinya bergerak ke tempat tinggal korban bersama dengan pemerintah setempat. Dirinya telah meminta keterangan dari keluarga korban serta masyarakat terkait dengan kondisi bocah tersebut.
Perwira menengah Polri itu menyebut pihaknya masih menyelidiki peristiwa tersebut untuk memastikan apakah kondisi bocah tersebut memang bawaan dari lahir atau karena mendapatkan kekerasan.
“Kami sudah menurunkan tim untuk mendalami kasus ini. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan, dan kami akan terus berupaya mengungkap fakta yang sebenarnya,” jelasnya.
Baca Juga:Pemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS CimancisSlow Living di Kota Salatiga
Ferry juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi terkait dengan kejadian itu. Dia meminta masyarakat mempercayakan penanganan kasus itu kepada pihak kepolisian.