Pakar PBB mengecam penahanan Abunimah sebagai serangan terhadap kebebasan berpendapat.
Irene Khan, pelapor khusus PBB untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi, menggambarkan penangkapan Abunimah sebagai “berita mengejutkan” pada Sabtu dan mendesak pembebasannya.
Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina, juga menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut.
“Iklim seputar kebebasan berpendapat di Eropa menjadi semakin beracun, dan kita semua harus prihatin,” tulis Albanese dalam postingan media sosialnya.
Baca Juga:Kasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka PembunuhanMenteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini Jelasnya
Penahanan Abunimah terjadi di tengah meningkatnya tindakan keras terhadap suara-suara pro-Palestina di Eropa di tengah perang di Gaza, yang oleh para ahli PBB disamakan dengan genosida.
Pada April, Jerman menutup konferensi bagi para pembela hak-hak Palestina dan menolak masuknya dokter Inggris Ghassan Abu Sittah, yang pernah bekerja di Gaza.
Aktivis juga menuduh pemerintah Jerman menindak protes pro-Palestina selama genosida Israel.
Pada Oktober 2024, polisi kontraterorisme Inggris menggerebek rumah rekan Abunimah di Electronic Intifada, Asa Winstanley – sebuah insiden yang menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) adalah bagian dari “pola yang mengganggu dalam mempersenjatai undang-undang kontra-terorisme terhadap jurnalis”.
Beberapa bulan sebelumnya, pihak berwenang Inggris menahan jurnalis Richard Medhurst, yang sangat kritis terhadap kebijakan Israel, selama 24 jam ketika ia tiba di London.
Medhurst mengatakan pada Sabtu bahwa penyelidikan “terorisme” terhadapnya diperpanjang hingga Mei.
Di Gaza, Israel telah membunuh 205 jurnalis sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, menurut otoritas setempat.