JURNALIS Palestina-Amerika Serikat, Ali Abunimah, mengatakan bahwa pihak berwenang Swiss telah membebaskan dan mendeportasinya setelah menahannya selama tiga hari tanpa alasan jelas.
Seperti dilansir Al Jazeera pada Selasa 28 Januari 2025, Abunimah, direktur eksekutif media Electronic Intifada, menyatakan dalam sebuah posting media sosial pada Senin bahwa Swiss menahannya karena pembelaannya terhadap hak-hak Palestina.
“’Kejahatan’ saya? Menjadi jurnalis yang membela Palestina dan menentang genosida Israel serta kebiadaban kolonial pemukim dan mereka yang membantu dan bersekongkol,” tulisnya.
Baca Juga:Kasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka PembunuhanMenteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini Jelasnya
Abunimah ditangkap di Zurich pada Sabtu sebelum dijadwalkan untuk menyampaikan pidato di kota tersebut, yang memicu kemarahan dari para pembela hak-hak Palestina.
Kedutaan Besar Swiss di Washington, DC, tidak segera menanggapi permintaan komentar Al Jazeera.
Kantor berita Reuters melaporkan pada Ahad bahwa polisi Swiss mengutip larangan masuk dan tindakan lain berdasarkan undang-undang imigrasi negara tersebut sebagai alasan penangkapan Abunimah.
Jurnalis Palestina-Amerika tersebut mengatakan bahwa ketika dia diinterogasi oleh polisi, mereka menuduhnya “melanggar hukum Swiss” tanpa memberikan tuduhan khusus.
Dia mengatakan “terputus dari komunikasi dengan dunia luar, di sel 24 jam sehari”, dan menambahkan bahwa dia tidak dapat menghubungi keluarganya.
Ia menambahkan, ia hanya diberikan kembali ponselnya di gerbang pesawat yang menerbangkannya ke Istanbul.
Abunimah mencatat bahwa pada saat dia dimasukkan ke penjara seperti “penjahat berbahaya”, Swiss menyambut Presiden Israel Isaac Herzog di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Baca Juga:Pemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS CimancisSlow Living di Kota Salatiga
Herzog telah memicu kontroversi atas sikapnya terhadap genosida Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina. Herzog sebelumnya mengatakan bahwa tidak ada “warga sipil yang tidak terlibat” di Gaza.
“Cobaan berat ini berlangsung selama tiga hari, namun rasanya seperti berada di penjara lebih dari cukup untuk membuat saya semakin kagum pada para pahlawan Palestina yang bertahan berbulan-bulan dan bertahun-tahun di penjara para penindas genosida,” kata Abunimah.
“Lebih dari sebelumnya, saya tahu bahwa utang kami kepada mereka adalah utang yang tidak akan pernah bisa kita bayar kembali dan semuanya harus bebas dan harus tetap menjadi fokus kami.”