Sri Sultan Hamengku Buwono X Tegas Indonesia Perlu Paham Geopolitik dan Geostrategi Hadapi Tantangan Global

Sri Sultan HB X membuka simposium \'Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan\' di GIK UGM (Harminanto)
Sri Sultan HB X membuka simposium \'Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan\' di GIK UGM (Harminanto)
0 Komentar

GUBERNUR Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa bangsa Indonesia perlu memahami geopolitik dan geostrategi untuk menghadapi tantangan global.

Dalam Simposium Arkipelagis di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa, Sultan HB X menekankan pentingnya wawasan tersebut mengingat posisi Indonesia yang semakin strategis dalam percaturan internasional, terutama di kawasan Indo-Pasifik.

“Bangsa Indonesia harus memiliki pemahaman tentang geopolitik dan geostrategi. Tujuannya adalah untuk menggugah wawasan, dalam usaha mengeksplorasi jati diri bangsa,” ujar Sultan.

Baca Juga:Kasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka PembunuhanMenteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini Jelasnya

Sultan HB X dalam pidatonya menjelaskan pusat perkembangan dunia yang sebelumnya berada di Mediterania dan Atlantik, kini telah bergeser ke kawasan Indo-Pasifik.

“Dinamika pergeseran pusat perhatian dan kegiatan dunia semakin bergeser ke arah timur,” ujar Sultan.

Pergeseran tersebut memantik berbagai negara, khususnya di sekitar Samudera Hindia menyusun strategi, baik secara bilateral maupun multilateral.

Tiongkok, misalnya, menginisiasi strategi “Belt and Road”, sementara Jepang meluncurkan strategi “Free and Open Indo-Pacific”, dan Amerika Serikat mengembangkan program “Indo-Pacific Strategy.”

Menurut Sultan, pergeseran itu kembali menempatkan kepulauan di Indonesia sebagai persilangan strategis, mirip dengan masa kejayaan bahari Nusantara beberapa abad silam.

“Indonesia sendiri, telah berusaha menempatkan diri sebagai Poros Maritim Dunia,” kata dia.

Dalam menghadapi peluang dan tantangan global, Raja Keraton Yogyakarta itu pun mengingatkan pentingnya menerapkan “Bhinneka Tunggal Ika” tidak sekadar sebagai slogan, tetapi juga sebagai strategi kebudayaan yang diimplementasikan dalam kebijakan publik.

Baca Juga:Pemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS CimancisSlow Living di Kota Salatiga

Menurut Sultan, sejarah telah membuktikan bahwa hidup dalam multikulturalisme yang toleran dan saling menghargai dapat menjadi sumber kemajuan.

“Sejarah juga menunjukkan, proses integrasi berbagai budaya dan bangsa, adalah keniscayaan dalam sejarah Nusantara,” ucap dia.

0 Komentar