Pertemuan Prabowo Subianto-Anwar Ibrahim Kekuatan Penyeimbang Kompetisi Geopolitik Washington-Beijing

Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menggelar pertemuan penting di Menara Kem
Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menggelar pertemuan penting di Menara Kembar Petronas. Dok. IG Anwar Ibrahim
0 Komentar

Kedekatan antara Prabowo dan Anwar, imbuh Bondhan, adalah contoh nyata dari soft power yang bisa dimanfaatkan oleh kedua negara untuk menciptakan aliansi yang lebih kuat di tengah tantangan geopolitik. Dengan latar belakang budaya dan sejarah yang serupa, Indonesia dan Malaysia memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak integrasi ASEAN yang lebih solid.

“Jika Indonesia dan Malaysia dapat bergerak seirama, mereka berpotensi menjadi kekuatan penyeimbang di tengah kompetisi geopolitik antara AS di bawah Donald Trump dan Tiongkok di bawah Xi Jinping,” ujarnya.

Sebagai middle powers, kata Bondhan, Indonesia dan Malaysia memiliki posisi strategis yang unik. Keduanya tidak memiliki ambisi untuk menjadi kekuatan global seperti AS atau Tiongkok, tetapi cukup kuat untuk memimpin kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga:Kasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka PembunuhanMenteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini Jelasnya

“Prinsip ASEAN Centrality, yang menempatkan ASEAN sebagai pusat pengambilan keputusan di kawasan, hanya akan bisa diterapkan jika negara-negara utama di ASEAN, seperti Indonesia dan Malaysia, memperkuat kerja sama mereka,” tandasnya.

Dalam konteks Laut China Selatan (LCS), Bondhan menegaskan hal ini menjadi semakin krusial. Dengan posisi geografis yang strategis dan kemampuan diplomasi yang tangguh, kedua negara dapat mengarahkan ASEAN untuk menjaga stabilitas di kawasan sekaligus melindungi kedaulatan mereka dari upaya dominasi eksternal.

“Jika Indonesia dan Malaysia dapat mengintegrasikan kekuatan mereka—baik melalui kerja sama diplomasi maupun aliansi strategis—ASEAN akan memiliki otoritas lebih besar di kawasan mereka sendiri. Alih-alih tunduk pada kepentingan Tiongkok atau AS, ASEAN dapat menentukan narasi mereka sendiri di LCS dan isu-isu regional lainnya,” pungkasnya.

0 Komentar