SEJUMLAH warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan telah ditembak aparat keamanan di perairan Malaysia beberapa hari lalu. Seorang WNI tewas dan empat lainnya terluka dalam insiden penembakan ini.
Menurut laporan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Aceh, salah satu korban luka diketahui bernama bernama Muhammad Hanafiah. Sementara korban tewas, menurut keterangan KBRI Kuala Lumpur, adalah WNI berinisial B asal Riau.
BP3MI Aceh telah melakukan penelusuran sepanjang pada hari Minggu kemarin dengan hasil sebagai berikut:
Baca Juga:Kasus yang Bikin AKBP Bintoro Terseret Dugaan Pemerasan Nilai Miliaran Rupiah Terhadap Tersangka PembunuhanMenteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini Jelasnya
- Tim BP3MI Aceh telah berkoordinasi dengan pihak KBRI Kuala Lumpur terkait kebenaran kasus yang dialami warga Aceh yang tertembak di perairan Malaysia – Indonesia saat akan pulang melalui jalur belakang tanpa pemeriksaan imigrasi;
- Dijelaskan bahwa KBRI Kuala Lumpur sudah terinfo kasus tersebut pada hari Sabtu. Namun, data lengkap korban masih menunggu dari pihak Malaysia dikarenakan masih dalam penyelidikan;
- Pihak Imigrasi Malaysia menjanjikan update info dan data para korban pada Senin, 27 Jan 2025;
- Tim BP3MI Aceh menelusuri alamat keluarga dan berkomunikasi langsung dengan Azhari, kepala desa Alue Bugeng Kab. Aceh Timur (085270683178). Azhari membenarkan bahwa ada warganya yang bernama Muhammad Hanafiah bekerja di Negara Malaysia;
- Dari informasi Kepala Desa tersebut, petugas menghubungi keluarga korban an. Muzakir (082376667413, abang ipar);
- Saat berkomunikasi dengan muzakir, Tim BP3MI Aceh juga terhubung dengan istri korban an. Mawaddah;
Kronologi Kejadian
Berdasarkan keterangan Mawaddah yang didapat BP3MI, disebutkan bahwa Muhammad Hanafiah menghubungi sang istri pada Kamis, 23 Januari, dan menyampaikan bahwa dirinya dalam masalah dan meminta istri tidak menghubunginya. Pada Jumat pagi, korban menyampaikan akan pulang ke Aceh.
Pada Hari Jumat pukul 14.00 WIB, korban mengirimkan voice note melalui Whatsapp untuk menjelaskan keadaannya tidak baik-baik saja, dan meminta istri melaporkan ke kantor polisi bahwa dia berada di dalam kapal sendirian. Ia meminta dijemput polisi di wilayah Perairan Dumai.
Selanjutnya, korban mengirimkan lokasi keberadaannya di wilayah pulau Carey. Dalam berita yang tersebar, lokasi kejadian penangkapan lima korban juga berada di pulau Carey,