Dua postulat utama teori ini adalah bahwa, pertama, kecepatan cahaya di ruang hampa bergerak ke semua arah sama besarnya untuk semua pengamat, tidak bergantung kepada gerakan sumber cahaya atau pengamat itu.
Kedua, semua Hukum Fisika bisa dinyatakan dengan bentuk persamaan yang bentuknya sama pada semua kerangka acuan inersia atau kelembaman (kondisi objek menolak perubahan terhadap kondisi geraknya).
Agus menjelaskan, jika memakai Teori Relativitas Khusus, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam belum keluar dari sistem Tata Surya.
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
“Kita asumsikan kejadian mulai ba’da (selepas) salat Isya atau jam 20.00 sampai jam 4.00 pagi menjelang Subuh. Jadi membutuhkan waktu 8 jam. Karena perjalanannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam,” katanya.
Lantaran menggunakan Buraq, Agus menilai Rasulullah melaju dengan kecepatan cahaya. Alhasil, dalam satu jam, Agus menyebut Rasulullah bisa menempuh jarak sampai 4.320.000.000 km.
“Neptunus itu diketahui jaraknya 4.335.000.000 km. jadi ini masih lebih besar dari jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 4 jam, artinya Baginda Rasulullah dalam waktu 4 jam belum sampai di Neptunus. Ternyata belum sampai keluar dari Tata Surya kita,” urai dia.
Agus pun menyebut Isra Mi’raj bisa menggunakan Teori Relativitas Umum.
Teori yang dicetuskan Einstein 10 tahun setelah Teori Relativitas Khusus itu intinya menyebut objek yang dalam kondisi inersia bisa saling mempercepat terhadap acuan yang lain. Gravitasi jadi fokusnya karena bisa melengkungkan ruang-waktu.
Ia menilai teori tersebut mengisyaratkan “adanya ruang dan dimensi tinggi, imaterial atau gaib, di sekitar manusia.”
Sementara, Thomas Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antaraksa (ORPA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkapkan Isra Mi’raj merupakan perjalanan keluar dari dimensi ruang-waktu.
Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat
“Saya memandang [Isra Mi’raj] perjalanan keluar dari dimensi ruang-waktu,” ujarnya dalam webinar di kanal Youtube Alhidayah Badan Geologi.
Maknanya, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari masa kini, masa lalu, dan masa depan yang mengikat makhluk. “Isra Mi’raj itu keluar dari itu,” ucap dia.