Ini Alasan Mitsubishi Motors Pertimbangkan Tidak Bergabung dengan Rencana Merger Anggara Honda dan Nissan

Mitsubishi diprediksi tidak akan tertarik bergabung dengan aliansi Honda Nissan. (Google)
Mitsubishi diprediksi tidak akan tertarik bergabung dengan aliansi Honda Nissan. (Google)
0 Komentar

MITSUBISHI Motors dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk tidak bergabung dalam rencana merger antara Honda dan Nissan, menurut laporan terbaru dari Reuters yang dikutip delik, Minggu (26/1/2025).

Sumber-sumber yang mengetahui situasi tersebut menyebutkan bahwa Mitsubishi, yang 34,01% sahamnya dimiliki oleh Nissan, berencana untuk tetap tercatat di Bursa Efek Tokyo sambil terus bekerja sama dengan kedua pabrikan tersebut.

Pada Desember 2024 lalu, Honda dan Nissan mengonfirmasi telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk mengeksplorasi kemungkinan merger.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Kedua perusahaan menargetkan mencapai kesepakatan definitif terkait pelaksanaan integrasi bisnis, termasuk rencana transfer saham, pada Juni 2025. Setelah itu, perusahaan induk akan didirikan pada Agustus 2026.

Sementara itu, Mitsubishi semula menyatakan telah mencapai kesepakatan dasar untuk melanjutkan diskusi terkait peluang menjadi anggota ketiga dari “aliansi baru” tersebut.

Dalam pernyataan resminya, Mitsubishi menyebut bahwa keputusan final atas partisipasinya akan diumumkan pada akhir Januari 2025.

Namun, hingga saat ini Mitsubishi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait keputusan tersebut. Media di Jepang melaporkan bahwa perusahaan ini kemungkinan besar enggan bergabung karena khawatir tidak akan memiliki pengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan manajemen di perusahaan induk bersama, mengingat ukurannya yang relatif lebih kecil dibandingkan Honda dan Nissan.

Sementara Autopro menyebutkan kesuksesan besar Mitsubishi di pasar Asia Tenggara, terutama melalui Mitsubishi Xpander dan Mitsubishi XForce, menjadi salah satu alasan utama perusahaan ini memilih untuk tetap mandiri.

Dengan basis pasar yang kuat di kawasan ini, Mitsubishi merasa tidak perlu bergabung dalam aliansi baru untuk mempertahankan atau memperluas pangsa pasarnya.

Diketahui sejakawal dekade ini, Mitsubishi memang telah menggencarkan strateginya untuk secara bertahap menarik diri dari pasar yang lebih lemah seperti Eropa dan mengalihkan fokusnya ke kawasan dominan yakni Asia Tenggara.

Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat

Langkah ini dinilai cukup tepat mengingat Mitsubishi Xpander dan Mitsubishi XForce terjual laris di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.

0 Komentar