Pertama, energi hijau (green energy). Menurut Amitabh, India dan Indonesia mesti berkolaborasi dalam pengembangan energi baru dan energi terbarukan (EBET). Secara khusus, dia menyinggung keahlian India dalam mengembangkan reaktor modular reaktor nuklir (small modular reactor nuclear) dan energi surya (solar energy) dengan biaya produksi rendah namun memiliki kapasitas penyimpanan tinggi.
Kedua, infrastruktur publik digital (digital public infrastructure). Amitabh menjelaskan kalau India memiliki program single identity number (SIN). Itu artinya setiap masyarakat India memiliki satu identitas dan terhubung dengan akun bank.
Menurut Amitabh, hal tersebut memungkinkan pemerintah menyalurkan bantuan tunai maupun pembiayaan kepada masyarakat pelaku usaha secara langsung. Tidak hanya itu, transaksi pasar modal hingga asuransi pun dapat dilakukan dalam waktu singkat antara 30 detik hingga 1 menit.
Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis
“Ini karena lompatan teknologi. Saya percaya teknologi merupakan penggerak terbesar untuk pertumbuhan ekonomi,” kata Amitabh.
Ketiga, negara berpenduduk padat (populated countries). Salah satu sisi positifnya, lanjut Amitabh, adalah permintaan domestik yang kuat. Untuk itu, data penduduk sangat penting untuk meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan, pendidikan hingga nutrisi.
“Kita bisa bekerja sama. Tidak hanya impor batubara atau perdagangan sebagaimana biasa. Kuncinya teknologi mutakhir karena dunia akan bergerak di area ini,” ujar Amitabh.