Potensi Indonesia Jadi Penghubung BRICS dan OECD yang Didominasi Barat

Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares
Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares
0 Komentar

“Keanggotaan OECD akan menaikkan peringkat kredit dan membuat investor lebih percaya bahwa uang mereka aman di Indonesia,” tegas Irman Gurmilang Lanti yang selama belasan tahun menjadi ahli ekonomi politik di badan-badan PBB.

Irman juga mengingatkan bahwa kebijakan ekonomi global, terutama di bawah pengaruh Amerika Serikat, dapat berdampak langsung pada negara-negara BRICS. Ia mempertanyakan kekuatan ekonomi Indonesia menghadapi dampak tarif perdagangan yang mungkin diberlakukan AS di era Presiden Donald Trump terhadap BRICS.

Pentingnya Sosialisasi dan Strategi Jangka Panjang

Staf pengajar hubungan internasional Unpad Teuku Rezasyah menekankan pentingnya sosialisasi yang baik agar manfaat keanggotaan BRICS dipahami semua pihak. Ia mengusulkan pendekatan yang mencakup penyamaan paradigma dan pemikiran.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

“Untuk menjadi isu nasional, thought level-nya harus sama di pemerintah, lembaga negara, dan kementerian. Rumuskan semua dalam konstelasi strategis dengan penjabaran yang tepat,” tutur Teuku Rezasyah.

Reza menilai BRICS saat ini cocok dengan karakter Indonesia yang memperjuangan kerja sama selatan-selatan atau global south. Dalam karakter ini, kata Reza, Indonesia bisa ikut menentukan reformasi PBB, khususnya dalam berbagai keputusan untuk isu penting yang seringkali didominasi barat dan mendapat veto.

Anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang menjadi tulang punggung PBB, sering kali tak sepaham dengan sejumlah isu yang tak menguntungkan barat. Tantangan utama Indonesia sebagai anggota BRICS adalah memastikan keseimbangan dalam hubungan dengan negara-negara barat.

0 Komentar