Minyak Anjlok Usai Trump Desak Arab Saudi dan OPEC untuk Turunkan Harga

Ilustrasi. Foto: Freepik
Ilustrasi. Foto: Freepik
0 Komentar

HARGA minyak anjlok lagi pada Kamis (23/1). Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia.

Dikutip dari Reuters, ketidakpastian terkait bagaimana tarif dan kebijakan energi yang diusulkan Trump akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi juga turut menekan harga minyak.

Harga minyak mentah Brent turun 71 sen (0,9%) menjadi US$ 78,29 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 82 sen (1,09%) ke US$ 74,62 per barel

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Harga minyak merosot setelah Trump mengumumkan rencananya untuk meminta Arab Saudi dan OPEC menurunkan harga minyak dalam pidatonya di Davos, Swiss.

“Seruan Trump untuk harga minyak yang lebih rendah tentu disambut baik oleh konsumen dan pelaku usaha, tetapi ditanggapi dengan hati-hati oleh industri minyak AS dan pemasok global lainnya,” kata peneliti senior di Center for Strategic and International Studies Clay Seigle.

Seigle menambahkan, industri energi selama ini menyerukan peningkatan investasi dalam proyek minyak dan gas global. Namun, penurunan harga minyak dapat menimbulkan kekhawatiran terkait kelayakan ekonomi proyek-proyek baru.

Stok minyak mentah AS turun ke level terendah sejak Maret 2022 pekan lalu, meskipun aktivitas penyulingan melambat, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA). Namun, penurunan stok minyak mentah lebih kecil dari perkiraan analis. Stok distilat juga menurun, sementara persediaan bensin meningkat.

Minyak Tertekan

Analis pasar senior di Phillip Nova Priyanka Sachdeva mengatakan, implikasi ekonomi yang lebih luas dari tarif AS dapat semakin menekan pertumbuhan permintaan minyak global.

Trump telah menyatakan akan menambahkan tarif baru dalam ancamannya terhadap Rusia jika negara tersebut tidak mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Dia juga berjanji untuk mengenakan tarif pada Uni Eropa dan menerapkan tarif 25% pada Kanada dan Meksiko.

Untuk China, Trump menyebut bahwa pemerintahannya sedang mempertimbangkan bea masuk 10% sebagai respons terhadap impor fentanyl ke AS.

Baca Juga:Slow Living di Kota SalatigaSong Jae-rim Ditemukan Meninggal Penyebab Kematian Belum Terkonfirmasi, Ada 2 Lembar Surat

Pada Senin lalu, Trump mengumumkan keadaan darurat energi nasional guna memberinya kewenangan untuk mengurangi pembatasan lingkungan terhadap infrastruktur energi dan mempercepat perizinan proyek pipa dan transmisi baru.

0 Komentar