Rekam Jejak Djan Faridz dalam Lingkaran Kontroversi

Politikus senior PPP Djan Faridz saat dilantik menjadi anggota Wantimpres pada 2023 lalu. (Foto: Sekretariat P
Politikus senior PPP Djan Faridz saat dilantik menjadi anggota Wantimpres pada 2023 lalu. (Foto: Sekretariat Presiden)
0 Komentar

NAMA Djan Faridz kembali mencuat setelah rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (22/1/2025) malam. Penggeledahan ini terkait dugaan keterlibatannya dalam kasus suap Harun Masiku, yang hingga kini masih menjadi buron internasional.

Sebagai politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) era Presiden Jokowi, nama Djan Faridz telah lama dikenal publik. Namun, karier panjangnya diwarnai dengan sejumlah kontroversi besar.

Rekam jejak Djan Faridz tidak hanya mencakup perjalanan politik, tetapi juga kisah bisnis yang kerap menuai polemik. Dari renovasi pasar Tanah Abang hingga keterlibatan dalam pengelolaan Buddha Bar yang sempat memicu protes umat Buddha, ia terus menjadi sorotan. Belum lagi, dualisme kepemimpinan di tubuh PPP semakin mempertegas citra dirinya sebagai sosok yang kerap berada di tengah konflik.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Mulai dari tudingan korupsi pada awal 2000-an hingga kritik tajam terhadap mantan Menteri Agama Lukmah Hakim Saifuddin terkait toleransi Ramadan, nama Djan Faridz tampaknya selalu berada dalam lingkaran kontroversi.

Dirangkum delik dari berbagai sumber pada Kamis (23/1/2025), berikut sederet kontroversial Djan Faridz.

Tudingan Korupsi di Awal 2000-an

Pada tahun 2000, nama Djan Faridz muncul dalam laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait dugaan korupsi dalam proyek pembangunan tenaga listrik. Meski tudingan ini tidak berlanjut ke proses hukum, kasus tersebut menjadi catatan awal dari serangkaian kontroversi yang melibatkan dirinya.

Tidak lama setelah itu, ia kembali terseret dalam polemik renovasi pasar tekstil Tanah Abang pada 2004. Keputusannya saat itu dinilai kontroversial karena dianggap merugikan beberapa pedagang kecil. Namun, Djan Faridz membantah tudingan tersebut dengan menegaskan bahwa proyek itu bertujuan untuk modernisasi pasar tradisional. Kasus Buddha Bar dan Polemik Simbol Agama

Pada 2009, Djan Faridz kembali menjadi sorotan ketika pengelolaan tempat hiburan Buddha Bar miliknya memicu protes besar dari umat Buddha. Tempat hiburan ini dianggap melecehkan simbol agama Buddha, yang menyebabkan munculnya Forum Anti Buddha Bar (FABB).

Setelah serangkaian negosiasi, Djan Faridz akhirnya setuju untuk mengganti nama tempat tersebut demi menjaga harmoni umat beragama. Kasus ini menjadi salah satu pelajaran penting mengenai sensitivitas penggunaan simbol agama dalam bisnis hiburan.

0 Komentar