100 Hari, Heru Subagia: Prabowo Subianto Justru Merasa Tidak Aman

100 Hari, Heru Subagia: Prabowo Subianto Justru Merasa Tidak Aman
Heru Subagia
0 Komentar

Menurut Heru, komunikasi publik pemerintah selama 100 hari pertama ini masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa menteri disebut melakukan kesalahan komunikasi yang berdampak pada kebingungan di masyarakat. Salah satu kasus yang disoroti adalah kebijakan dari Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang dinilai memicu polemik.

“Masalahnya bukan hanya pada kualitas kebijakan, tapi juga bagaimana kebijakan tersebut disosialisasikan dengan baik, baik di internal maupun eksternal. Ketika komunikasi di dalam terganggu, dampaknya akan terasa di luar, dan ini yang perlu diperbaiki,” jelasnya.

Di sisi lain, Heru menilai sejumlah kebijakan strategis seperti program makan bergizi gratis sudah menunjukkan potensi populis. Namun, implementasinya di awal masih menghadapi sejumlah hambatan karena format yang belum matang dan komunikasi yang kurang optimal.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Ia juga menyoroti tantangan koalisi besar dalam pemerintahan ini. “Koalisi besar memang rawan. Presiden Prabowo sendiri menyatakan bahwa pemerintahan ini bekerja bukan untuk sekadar mendapatkan penilaian, tetapi masyarakat kita sangat kritis. Hal ini membutuhkan pemerintahan yang benar-benar fokus pada implementasi kebijakan yang berdampak langsung pada masyarakat,” tambahnya.

Heru berharap pemerintahan Presiden Prabowo dapat menjadikan 100 hari pertama ini sebagai refleksi untuk memperbaiki orkestra kebijakan dan komunikasi publik ke depannya. Evaluasi terhadap kinerja kabinet juga dinilai penting, termasuk mendengarkan aspirasi masyarakat.

“Dialog publik harus dilakukan, seperti yang sudah dicontohkan Presiden Prabowo dalam isu kenaikan pajak. Kebijakan yang strategis harus diimbangi dengan komunikasi yang efektif agar kepercayaan publik tetap terjaga selama lima tahun masa pemerintahan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Heru menegaskan Presiden Prabowo sebagai seorang pemimpin yang memiliki latar belakang militer, sering kali dikaitkan dengan sifat kepemimpinan yang tegas dan deterministik. Namun, dalam menjelang 100 hari pemerintahannya bersama Gibran Rakabuming Raka, muncul spekulasi mengenai perasaan insecureyang memengaruhi keputusannya.

Sebagai pintu masuk interpretasi, kata Heru, aspek ini dapat dianalisis dari beberapa sudut pandang psikologis.

Pertama, sebagai mantan purnawirawan TNI di satuan elite Kopassus, Presiden Prabowo memiliki pengalaman mendalam dalam dunia militer yang penuh dengan hierarki ketat dan keputusan yang cepat.

0 Komentar