Pidato Pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump: Nama Teluk Meksiko Berubah Jadi Teluk Amerika

Presiden terpilih Donald Trump akan kembali ke Gedung Putih setelah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Se
Presiden terpilih Donald Trump akan kembali ke Gedung Putih setelah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47, pada Senin (20/01). (Getty Images)
0 Komentar

PRESIDEN AS Donald Trump menyatakan bahwa dia akan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dalam pidato pelantikannya di Capitol Rotunda, Washington DC.

Dalam pidatonya yang dipantau secara daring pada Selasa dini hari, Trump mengatakan bahwa dia juga akan mengembalikan nama presiden yang hebat, William McKinley, ke Gunung McKinley, di tempat yang seharusnya berada.

Sebelumnya pada 2016, nama puncak tertinggi di Amerika Utara diubah dari “Gunung McKinley” menjadi “Denali”.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Trump juga mengatakan bahwa dia akan mengambil kembali Terusan Panama dari negara Panama, menambahkan bahwa AS menghabiskan lebih banyak uang dan kehilangan 38 ribu jiwa dalam pembangunan Terusan Panama.

“Kita diperlakukan dengan sangat buruk dari pemberian bodoh ini yang seharusnya tidak pernah dilakukan. Dan janji Panama kepada kita telah diingkari,” ujar Trump.

Dia mengatakan bahwa kapal-kapal AS dikenakan biaya yang sangat mahal dan tidak diperlakukan dengan adil dalam bentuk apa pun, termasuk Angkatan Laut AS.

“Kami memberikannya kepada Panama, dan kami akan mengambilnya (Terusan Panama) kembali,” kata Trump.

Terusan Panama diberikan kepada Panama pada 31 Desember 1999. Pengalihan tersebut merupakan hasil dari Perjanjian Torrijos-Carter yang dinegosiasikan oleh presiden Jimmy Carter dan pemimpin militer Panama, Torrijos.

Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS ke-47 dan JD Vance dilantik sebagai Wakil Presiden AS ke-45 di Capitol Rotunda, Washington DC, pada Senin (20/1) menggantikan Joe Biden dan Kamala Harris.

0 Komentar