Jalan Dakwah Jamaah Tabligh

H. Iman
H. Iman
0 Komentar

“Jamaah Tabligh menjadi siraman rohani yang menyejukkan,” katanya yang juga pernah berdakwah di negara-negara Asia, Selasa (21/1).

Dalam sejarahnya, Jamaah Tabligh ini didirikan oleh Syeikh Muhammad Ilyas Kandahlawi (1303-1364). Ia dilahirkan di Kandahlah, sebuah desa di Saharnapur, India. Ummat Islam India saat itu sedang mengalami kerusakah akidah, dan degradasi moral yang dahsyat. Ummat Islam telah tidak akrab lagi dengan syiar-syiar Islam.

Di samping itu, juga terjadi pencampuran antara yang baik dan yang buruk, antara iman dan syirik, antara sunnah dan bid’ah. Lebih dari itu, juga telah terlah terjadi gelombang pemusyrikan dan pemurtadan yang didalangi oleh para misionaris Kristen di mana Inggris saat itu sedang bercokol menjajah India.

Baca Juga:Menteri ATR/BPN Benarkan Pagar Laut Sepanjang 30,16KM di Perairan Tangerang Punya HGB dan SHM, Ini JelasnyaPemerintah Kabupaten Cirebon Tangani Banjir Bandang, Begini Langkah Strategis BBWS Cimancis

Gerakan misionaris yang didukung Inggris dengan dana yang sangat besar itu telah berusaha membolak-balikkan kebenaran Islam, dengan menghujat ajaran-ajarannya dan mendiskreditkan Rasulullah saw. Bagaimana membendung kristenisasi dan mengembalikan kaum Muslimin yang “lepas” ke dalam pangkuan Islam? Itulah yang menjadi kegelisahan Muhammad Ilyas.

Muhammad Ilyas tumbuh berkembang di lingkungan keluarga sangat agamis dan dengan tradisi keilmuan yang sangat kental. Ayahnya Muhammad Ismail adalah seorang penganut tasawwuf yang sangat abid dan zahid. Dia telah mengabdikan hidupnya dalam ibadah dan tidak lagi terlalu disibukkan dengan urusan dunia. Hari-harinya disibukkan dengan mengajar Al Quran.

Muhmmad Ilyas telah hafal Al Quran dalam usia yang sangat muda. Dia belajar kepada kakak kandungnya sendiri yang bernama Syeikh Muhammad Yahya. Setelah itu, dia belajar di madrasah Madhahirul Ulum, di kota Saharanpur. Dan pada tahun 1326 H dia berangkat menuju Deoband. Sekolah ini merupakan sekolah terbesar untuk pengikut Imam Hanafi di anak benua India yang didirikan pada tahun 1283 H/1867 M. Di sini dia belajar hadits Jami’ Shahih Turmidzi dan Shahih Bukhari dari seorang alim yang bernama Mahmud Hasan. Kemudian melanjutkan belajar Kutub As-Sittah pada kakaknya sendiri Muhammad Yahya yang wafat pada tahun 1334 H.

Setelah selesai belajar di Deoband dia ditugaskan sebagai tenaga pengajar di madrasah Madhahirul Ulum pada tahun 1328. Setelah itu, dia kembali ke tempat kelahirannya dan pergi ke Hijaz, Saudi Arabia, untuk menunaikan ibadah haji. Sebagai seorang yang memiliki kepedulian yang sangat tinggi pada kelangsungan ajaran Islam, kesempatan menunaikan ibadah haji ini dia gunakan untuk bertemu dengan berbagai kalangan ulama memperbincangkan cara pengembangan terbaik dakwah Islam di India khususnya. Dia menimba pendapat dan pandangan para ulama yang sempat dia temui sebagai saran dan masukan berharga untuk pengembangan Islam.

0 Komentar